Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Ngatrip, Nyawa Anaknya Melayang Usai Ikuti Ujian Silat

Kompas.com - 13/10/2023, 18:41 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

 

Dia mengungkapkan, menurut keterangan tim medis, korban mengalami pendarahan parah di kepala.

Ada dugaan, korban mengalami kondisi tersebut karena mengalami pengeroyokan saat mengikuti ujian.

"Besar kemungkinan akibat hantaman yang cukup keras, namun bukan karena benda. Karena tidak ditemukan luka pada kulit luar," tandas Sulton.

Kepala Unit Reserse Mobile (Kanit Resmob) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Gresik Ipda Komang Andhika Hadhitya Prabu menerangkan, berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, kejadian itu bermula saat korban mengikuti ujian kenaikan sabuk di pos dua, di mana korban harus menjalani dua kali duel.

Korban melakoni duel dengan dua orang dan satu penguji, lalu dilanjutkan uji teknik pernapasan.

"Dalam posisi kuda-kuda, korban saat itu sudah lemas, namun tetap dilakukan pemukulan oleh enam orang tersangka," bebernya, Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Buntut Pesilat di Gresik Tewas saat Ujian, Penyelenggara Dikenai Wajib Lapor

Korban pun tersungkur hingga dua kali. Akan tetapi, para penguji memaksa korban untuk melanjutkan ujian kenaikan sabuk.

Komang menyebutkan, korban sempat mengaku menyerah karena tidak kuat, tetapi ia dipaksa untuk berdiri. Akibatnya, korban terjatuh dan kemudian tidak sadarkan diri.

"Korban benar-benar tidak sadarkan diri setelah terjatuh untuk ketiga kalinya, dengan saat itu kepalanya membentur batu,” bebernya.

Terkait kasus tewasnya pesilat di Gresik ini, Komang menyampaikan bahwa polisi sedang melakukan penyidikan, termasuk meminta keterangan dari para pengurus perguruan silat tentang prosedur dan pelaksanaan ujian kenaikan sabuk.

"Terkait prosedur tentang pelaksanaan UKT (ujian kenaikan tingkat) yang harusnya dilakukan, jika terbukti ada unsur kelalaian, tentu akan ada pemeriksaan lanjutan,” paparnya.

Baca juga: Detik-detik Pesilat di Gresik Tewas Saat Ujian Kenaikan Sabuk, Dianiaya Senior hingga Dipukul Bambu

Ujian kenaikan sabuk disebut tak sesuai prosedur

Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia-Kera Sakti (IKSPI-KS) Cabang Gresik Jefri Andriawan Susilo membeberkan, pihaknya tengah melakukan investigasi internal mengenai kejadian yang mengakibatkan Aditya kehilangan nyawa.

IKSPI-KS Gresik menilai, pelaksanaan ujian kenaikan sabuk tersebut tidak sesuai prosedur dan tanpa sepengetahuan pengurus ranting kecamatan maupun kabupaten.

"Inisiatif dari pengurus di tingkat desa, sehingga secara administrasi maupun adat istiadat, itu sudah melanggar," sebutnya, Rabu.

Menurut Jefri, pihaknya juga menemukan sejumlah kejanggalan dari ujian kenaikan sabuk tersebut.

Baca juga: Pesilat di Gresik Tewas, Polisi Amankan 6 Terduga Pelaku yang Diduga Keroyok Korban

Salah satunya mengenai penjaga pos yang harus dilalui korban. Biasanya terdapat empat orang selaku penguji tersertifikasi. Namun, berdasar informasi yang didapat pihak Jefri, dalam kegiatan malam itu terdapat belasan orang.

"Dalam peristiwa itu, setiap pos ada belasan penguji. Bahkan, terjadi kontak fisik yang sangat membahayakan. Sambil menunggu proses hukum, kami mencabut status keanggotaan sebagai wujud keseriusan agar peristiwa serupa tidak terulang," urainya.

Di samping itu, pihak Jefri memandang bahwa pelaksanaan ujian kenaikan sabuk tersebut tidak sesuai Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) perguruan.

"Tentu masalah tersebut (ujian kenaikan sabuk hingga korban meninggal dunia) menjadi evaluasi besar bagi keluarga besar IKSPI-KS," tandasnya.

Baca juga: Ratusan Pesilat Demo Polres Madiun karena Tugu Perguruan Dibongkar

Sumber: Kompas.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: Andi Hartik, Farid Assifa, Pythag Kurniati), TribunJatim.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Surabaya
Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Surabaya
Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Surabaya
1 Calon Haji Asal Madiun Meninggal, Sempat Mengeluh Tak Enak Badan di Asrama

1 Calon Haji Asal Madiun Meninggal, Sempat Mengeluh Tak Enak Badan di Asrama

Surabaya
Kapten Timnas Rizky Ridho Terima Bonus dari Kampus dan Hadiahkan Jersey untuk Sang Rektor

Kapten Timnas Rizky Ridho Terima Bonus dari Kampus dan Hadiahkan Jersey untuk Sang Rektor

Surabaya
14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

Surabaya
Kronologi Bus Sumber Selamat Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Kronologi Bus Sumber Selamat Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Surabaya
Trihandy Cahyo Saputro Daftar Bacabup Nganjuk ke PKB setelah Demokrat dan PDIP

Trihandy Cahyo Saputro Daftar Bacabup Nganjuk ke PKB setelah Demokrat dan PDIP

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com