KOMPAS.com - Seorang pesilat di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, bernama Muhammad Aditya Pratama (20), tewas.
Warga Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik, itu sempat pamit ke orangtuanya hendak mengikuti ujian kenaikan sabuk silat.
Peristiwa terjadi di Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Sabtu (7/10/2023).
Terkait kejadian ini, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, polisi sudah mengamankan enam terduga pelaku.
Baca juga: Pesilat di Gresik Meninggal Usai Dikeroyok, Sempat Pamit Ujian Kenaikan Sabuk
Keenam orang itu diduga mengeroyok korban. Keenam warga Kecamatan Cerme tersebut berinisial D (17), AS (20), RM (20), ARG (15), S (19) dan HS (17).
"Pelaku sudah diamankan, masih dalam proses penyidikan lebih lanjut," ujarnya, Selasa (10/10/2023).
Dari peristiwa ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, yakni enam unit telepon genggam dan pakaian yang dipakai korban sewaktu kejadian.
Polisi menjerat para pelaku dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
Baca juga: Anggota Perguruan Silat di Kediri Tewas Dikeroyok, Polisi Janji Ungkap Tuntas
Sebelum berangkat ke lokasi, korban sempat pamit ke orangtuanya bahwa akan mengikuti ujian kenaikan sabuk perguruan silat.
"Anak saya pamit, katanya ada tes kenaikan. Mau naik sabuk biru," ucap ayah korban, Ngatrip, Selasa, dikutip dari Tribun Jatim.
Lalu, pada Minggu (8/10/2023) sekitar pukul 01.30 WIB, Ngatrip menerima kabar buruk. Teman-teman korban mengabarkan bahwa korban tak sadarkan diri.
"Teman-teman anak saya mengabari bahwa anak saya di Puskesmas Cerme. Setelah ke sana (Puskesmas Cerme), anak saya sudah dibawa (dirujuk) ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ibnu Sina Gresik,” ungkapnya.
Baca juga: Kapolres Madiun Didemo karena Persoalan Pembongkaran Tugu Perguruan Silat