Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pesilat di Gresik Tewas Saat Ujian Kenaikan Sabuk, Dianiaya Senior hingga Dipukul Bambu

Kompas.com - 12/10/2023, 18:58 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Muhammad Aditya Pratama (20), warga Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur meninggal dunia saat latihan silat.

Sebelumnya, pada Sabtu (7/10/2023) malam, Aditya pamit ke orangtuanya untuk mengikuti ujian kenaikan sabuk perguruan silat yang ia ikuti.

"Anak saya pamit, katanya ada tes kenaikan. Mau naik sabuk biru," ucap ayah korban, Ngatrip pada Selasa (10/10/2023).

Namun pada Minggu (8/10/2023) dini hari sekira pukul 01.30 WIB, Ngatrip mendapatkan informasi jika anaknya tak sadarkan diri dan dilarikan ke Puksesmas Cerme.

Aditya kemudian dirujuk ke RSUD Ibnu Sina. Kondisi Aditya terus menurun dan dinyatakan meninggal dunia pada Senin (9/10/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Dari keterangan dokter, penyebab meninggalnya saraf di bagian otak kepala tidak berfungsi,” kata Ngatrip.

Baca juga: Ujian Kenaikan Sabuk Berujung Tewasnya Pesilat di Gresik Disebut Salahi Prosedur

Dianiaya hingga dipukul bambu

Sulton Sulaiman, kuasa hukum keluarga korban menjelaskan kronologi kejadian yang menewskan Aditya. Agar bisa lulus dan mendapatkan sabuk biru, ia harus melewati empat pos dan setiap pos dijaga 15 orang.

Di pos pertama, tak hanya dipukuli dengan tangan kosong, korban juga dipukul dengan bambu oleh seniornya.

Setelah melewati pos pertama, korban sudah lemas dan tak kuat lagi mengkuti kegiatan. Ia pun tiba di pos dua.

Ujian di pos satu adalah satu lawan satu, dan satu lawan dua. Korban pun kewalahan hingga tak sadarkan diri di pos dua.

Baca juga: Pesilat di Gresik Tewas, Polisi Amankan 6 Terduga Pelaku yang Diduga Keroyok Korban

Aditya pun dilarikan ke Puskesmas Cerme hingga dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik.

“Saat di RSUD Ibnu Sina Gresik, korban dua kali mengalami koma. Pada Minggu malam, jantung korban sempat berhenti, lalu dilakukan pemeriksaan jantung, bergerak kembali," kata dia.

"Senin paginya, sebelum malamnya meninggal. Jantung kembali berhenti hingga akhirnya meninggal Senin malam. Korban koma dua kali, dan detak jantung berhenti dua kali. Hingga korban dinyatakan meninggal dunia,” ungkapnya.

Dari hasil otopsi di rumah sakit, korban mengalami pendarahan otak total, 180 derajat. Selain itu ada pembekuan dan pendarahan di bagian leher. Serta retak dan pendarahan tulang rusuk nomor 7.

“Kemungkinan sementara, penyebab kematian korban bukan dari benda tumpul. Karena tidak ada bekas luka di bagian luar badan korban. Pasti para pelaku menganiaya, bisa dengan tangan maupun kaki,” pungkasnya.

Baca juga: Anaknya Meninggal Saat Latihan Silat, Ngatrip: Anak Saya Pamit Mau Naik Sabuk Biru

Sementara itu polisi mengamankan enam pelaku dan menetapkan mereka sebagai tersangka.

Para tersangka adalah D (17) asal Desa Iker-iker, AS (20) asal Desa Dungus, RM (20) asal Desa Kambingan, ARG (15) warga Desa Gedangkulut, S (19) warga Desa Wedani, dan HS (17) warga Desa Cerme Kidul.

Seluruh tersangka berasal dari Kecamatan Cerme, Gresik. Mereka dikenai Pasal 170 KUHPidana dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: Andi Hartik), TribunJatim.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Surabaya
3 Tersangka Kasus Film 'Guru Tugas' Terancam 6 Tahun Penjara

3 Tersangka Kasus Film "Guru Tugas" Terancam 6 Tahun Penjara

Surabaya
Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film 'Guru Tugas', Sutradara dan Pemain

Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film "Guru Tugas", Sutradara dan Pemain

Surabaya
Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Surabaya
Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Surabaya
4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

Surabaya
Terekam CCTV, Maling di Masjid Kota Malang Curi Tas Milik Driver Ojol

Terekam CCTV, Maling di Masjid Kota Malang Curi Tas Milik Driver Ojol

Surabaya
Seorang Wanita Terseret Arus Sungai di Ngawi dan Selamat Berkat Bambu

Seorang Wanita Terseret Arus Sungai di Ngawi dan Selamat Berkat Bambu

Surabaya
Kondisi Ketua Bawaslu Jember Usai Alami Kecelakaan Beruntun

Kondisi Ketua Bawaslu Jember Usai Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Ibadah Sempat Dihentikan Tetangga di Gresik, Dipicu Salah Paham dan Berakhir Damai

Ibadah Sempat Dihentikan Tetangga di Gresik, Dipicu Salah Paham dan Berakhir Damai

Surabaya
Pengendara Mobil yang Tabrak Pengangkut Sampah di Kota Malang Mabuk Miras

Pengendara Mobil yang Tabrak Pengangkut Sampah di Kota Malang Mabuk Miras

Surabaya
Bayi Berumur 3 Bulan Ditemukan di Tempat Sampah Surabaya, Ada Surat dari Orangtua

Bayi Berumur 3 Bulan Ditemukan di Tempat Sampah Surabaya, Ada Surat dari Orangtua

Surabaya
3 YouTuber Pembuat Film 'Guru Tugas' Ditetapkan Tersangka

3 YouTuber Pembuat Film "Guru Tugas" Ditetapkan Tersangka

Surabaya
Pengakuan Ketua Bawaslu Jember Selamat dari Kecelakaan Beruntun yang Tewaskan Dua Orang

Pengakuan Ketua Bawaslu Jember Selamat dari Kecelakaan Beruntun yang Tewaskan Dua Orang

Surabaya
Tabrakan Beruntun Libatkan Mobil Ketua Bawaslu Jember, 2 Orang Tewas

Tabrakan Beruntun Libatkan Mobil Ketua Bawaslu Jember, 2 Orang Tewas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com