Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Tanggung Pengobatan Balita Tercebur ke Panci Isi Kuah Panas di Ponorogo

Kompas.com, 21 September 2023, 16:56 WIB
Muhlis Al Alawi,
Krisiandi

Tim Redaksi

PONOROGO,KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Ponorogo menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan RPQ (3,5), balita yang tercemplung pada panci berisi kuah sayur panas.

Pembiayaan pengobatan RPQ masuk dalam program Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Biakes Maskin).

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriyadi mengatakan, pemerintah memasukkan pembiayaan pengobatan dan perawatan balita RPQ dalam program Biakes Miskin lantaran keluarganya belum memiliki kartu Indonesia sehat (KIS).

“Keluarga ini kurang mampu dan belum memiliki KIS. Oleh karena itu untuk pengobatan kita biayai dari program Biakes Maskin. Dan hari Selasa kemarin keperluan administrasi untuk mengaskses biaya itu sudah kami cukupi dan dibawa ke RSU dr. Soetomo Surabaya. Sehingga anak ini untuk biaya pengobatan tidak ada masalah,” kata Supriyadi, Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Balita di Ponorogo Tercebur ke Panci Sayuran Panas, Tubuh Melepuh

Tak hanya menanggung biaya pengobatan dan perawatan, kata Supriyadi, Pemkab Ponorogo juga mengupayakan membantu biaya bagi keluarga yang menunggu RPQ selama dirawat di rumah sakit dr. Soetomo Surabaya.

Pasalnya keluarga pasti membutuhkan biaya hidup wira-wiri selama menunggu RPQ di rumah sakit.

Supriyadi menuturkan, balita RPQ terpaksa dilarikan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya lantaran fasilitas di rumah sakit di Ponorogo dan Madiun belum bisa menangani operasi luka bakar yang menimpa balita.

Informasinya, balita RPQ akan menjalani operasi untuk pemulihan setelah tercemplung di panci berisi kuah sayur yang panas.

“Informasi akan dilakukan operasi. Nantinya operasinya tidak hanya sekali,” jelas Supriyadi.

Ia mengatakan, pihaknya selalu berkomunikasi dengan keluarga RPQ selama balita itu menjalani perawatan dan pengobatan mulai dari RSUD dr. Hardjono-Ponorogo, RSUD dr. Soedono-Madiun hingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Terhadap kejadian itu, Supriyadi mengimbau kepada orang tua untuk selalu mengawasi anak-anaknya saat bermain terutama bila berdekatan dengan air panas, listrik dan api. Ia mencatat sudah tiga kali kasus serupa terjadi di Kabupaten Ponrogo.

“Kami minta orang tua agar hati-hati dan belajar dari kejadian ini,” kata Supriyadi.

Baca juga: Detik-detik Bocah 3 Tahun Tercemplung ke Panci Sayur Panas di Ponorogo

Ia menambahkan kartu KIS bagi RPQ bersama kedua orang tuanya akan terbit pada 1 Oktober 2023. Dengan demikian pengobatan selanjutnya akan menggunakan fasilitas KIS.


Diberitakan sebelumnya, seorang balita di Desa Pulosari, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur berinisial RPQ (3,5) tercebur dalam panci berisi kuah sayur panas. Akibatnya, RPQ mengalami luka melepuh di sekujur tubuhnya hingga 50 persen.

Bidan Desa Pulosari, Suyati mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/9/2023).

“Luka bakarnya sampai 50 persen. Kebanyakan lukanya ditemukan pada bagian badan bawah,” kata Suyati saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Kronologi Kejadian tersebut bermula saat kedua orangtua balita itu menyiapkan dagangan sayur matang.

Orangtua korban merupakan penjual sayur yang biasanya berjualan di depan rumah. Korban ketika itu sedang bermain di depan rumah.

Tak lama kemudian, ibu korban membawa sayur panas dalam sebuah panci besar ke depan rumah agar sayur yang hendak dijual lekas dingin.

Beberapa saat kemudian, orangtua korban mendengar suara tangisan anaknya. Setelah dicek, badan anaknya sudah masuk dalam panci yang berisi sayur matang panas.

“Orangtua korban baru mengetahui anaknya tercebur setelah mendengar suara tangisan RPQ,” ungkap Suyati.

Baca juga: Kronologi Balita di Ponorogo Tercebur ke Panci Sayuran Panas, Orangtua Tahu Saat Dengar Anaknya menangis

Terluka Usai diangkat dari panci, hampir sekujur tubuh korban mulai dari kaki hingga punggung melepuh.

Orangtua korban langsung membawa anaknya ke Puskesmas Jambon. Lantaran mengalami luka bakar yang serius, korban lalu dirujuk ke RSUD dr. Hardjono dan RSUD dr. Soedono Madiun.

Tak berapa lama kemudian, Ramadani dilarikan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Suyati mengatakan korban harus dirujuk ke RSUD dr. Soetomo untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau