MALANG, KOMPAS.com - Angin segar bagi warga perbatasan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang tinggal di sekitar Jembatan Lembah Dieng. Jembatan yang ambrol pada Mei 2022 itu tampak tengah dibangun kembali.
Sutikno, warga sekitar Jembatan Lembah Dieng, mengatakan, pembangunan ulang jembatan itu dimulai sejak pertengahan Agustus 2023. Kebutuhan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Sedangkan, untuk pengeluaran biaya hingga saat ini sudah mendekati Rp 1 miliar.
Awalnya, pembangunan jembatan diharapkan dilakukan oleh pengembang perumahan atau pemerintah. Namun, warga yang telah menunggu lebih dari setahun memutuskan untuk swadaya.
"Jembatan ini sudah rusak kedua kalinya, jadi ini dibangun untuk yang ketiga kalinya, pengembang tidak ada itikad untuk membangun ini kembali, beberapa kali sudah dimediasi oleh Pemkot Malang dan DPRD Kota Malang," kata Sutikno pada Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Sudah 8 Bulan Putus, Jembatan Lembah Dieng Belum Dibangun Ulang
Menurut Sutikno, pemenuhan biaya kebutuhan pembangunan sementara ini berasal dari salah satu warga yang merupakan pengusaha besar. Diharapkan, selama berjalannya proses pembangunan, kalangan pengusaha lainnya juga ikut membantu.
"Alhamdulillah, ini ada warga berinisiatif mendahului dengan uang pribadi. Meskipun dalam perjalanannya, diharapkan kalangan pengusaha lainnya ikut membantu, pengembang perumahan, dan lainnya," kata pria yang ikut mengawasi proyek tersebut.
Baca juga: Belum Sempat Diperbaiki, Jembatan Lembah Dieng di Malang Ambrol Lagi
Menurutnya, keberadaan Jembatan Lembah Dieng sangat dibutuhkan oleh warga Kota Malang dan Kabupaten Malang. Hal itu untuk memecah kepadatan arus lalu lintas pada jembatan lainnya yang letaknya tidak jauh dari Jembatan Lembah Dieng.
"Yang terdampak wilayah kami, ada pengalihan arus, luar biasa crowded, dan memang jembatan ini saat ini sangat dibutuhkan warga sekitar, baik dari Lembah Dieng, Kalisongo (Kabupaten Malang), mau ke kota, kota mau ke arah Batu," katanya.
Lebih lanjut, pembangunan jembatan diawali dengan membuat sedikit pendangkalan sungai yang dilakukan melalui tanah urukan dan pengecoran. Hal itu untuk memudahkan pembuatan tiang pondasi jembatan.
"Sebelumnya kita pengecoran lantai kerja, terus sekarang pakai pelat bertulang, akan ada box culvert. Bronjong sudah 10 meter, nanti naik dinaikkan lagi, setelah box culvert masuk, nanti kita kasih pelat, agar semuanya tidak bertumpuk pada urukan," katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.