"Saya memang biasa setiap kegiatan menyampaikan di media sosial saya, tidak hanya kegiatan satu ini tapi kegiatan banyak hal dan tidak ada menurut saya penyampaian yang secara personal itu menyebutkan pihak-pihak tertentu. Bahwa ada dokumen yang memang itu adalah sebuah video yang menggambarkan situasi ya saya kira itu ya namanya video yang penting menggambarkan situasi dan kondisi," jelasnya.
Soal anggapan pangkalan tidak representatif yang dilontarkannya, Thoriq menjelaskan, hal ini berdasarkan keterangan dari penjaga gudang yang mengatakan bahwa tabung elpiji 3 kilogram itu akan diletakkan di samping tembok.
"Waktu kita datang ke sana ya penjaga yang yang terkonfirmasi menyampaikan ditaruh di pojokan begitu saja di tembok ya kalau seperti itu apa namanya," jelasnya.
Baca juga: Pendaki Gunung Lemongan Lumajang Alami Hipotermia, Proses Evakuasi Berlangsung 12 Jam
Selain itu, warga sekitar pangkalan juga mengaku tidak tahu bahwa tempat tersebut adalah pangkalan.
Sehingga, Thoriq menyayangkan keberadaan pangkalan tidak memberikan dampak signifikan untuk masyarakat.
"Saya kemudian ke tetangga sebelahnya dan tetangga sebelah enggak tahu kalau itu pangkalan. Kalau tetangga enggak tahu dan justru tetangga mendapatkan gas elpiji dengan harga jauh lebih mahal karena dapat dari pedagang eceran kan eman," ujarnya.
Baca juga: Merasa Dirugikan, Pemilik Pangkalan Elpiji Minta Bupati Lumajang Hapus Postingan di Medsos
Namun, soal tidak adanya papan nama di pangkalan tersebut karena dianggap pangkalan yang baru berdiri, Thoriq menyebut wajar.
Meski begitu, ia tetap meminta kepada pihak pangkalan untuk segera melengkapi kekurangan administrasi yang diperlukan.
"Kemudian soal representatif dan tidak representatif, ya karena pangkalan baru bisa jadi masih ada yang kurang-kurang saya kira itu hal yang wajar. Misalnya papan nama tidak ada terus misalnya tempat meletakkan tabung," terangnya.
"Kalau memang argumentasinya ini baru dan harus dilengkapi ya dilengkapi saja tidak ada pilihan lain, berarti kan masih belum memenuhi semua keharusan sebagai pangkalan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Thoriq mengatakan, tujuannya membuat konten tersebut agar masyarakat mengetahui bahwa kelangkaan elpiji tidak hanya terjadi di Lumajang. Namun, juga terjadi di hampir semua wilayah.
"Ini bukan soal persepsi dan tidak persepsi yang ada dalam dalam video tapi bahwa ini harus kami lakukan supaya masyarakat juga paham bahwa keadaan kelangkaan gas elpiji ini tidak hanya terjadi di Lumajang," pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq diadukan pemilik pangkalan elpiji yang disidak beberapa hari lalu, ke Polres Lumajang, Rabu (2/8/2023). Pengadu adalah pemilik pangkalan elpiji, yakni Ahmad Nur Huda alias Gus Mamak.
Aduan ini adalah tindak lanjut dari tuntutan terbuka yang dilayangkannya kepada Bupati Lumajang untuk menghapus dan meminta maaf atas unggahan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.