Kondisinya sangat memprihatinkan lantaran lubang yang ada di petakan yang telah ditinggali selama bertahun-tahun itu tidak lagi bisa dihitung jari.
Baca juga: 5, 5 Jam Geledah Kantor PTPN XI Surabaya, KPK Bawa Koper dan Kardus Berisi Berkas
Bahkan, apabila hujan turun, fungsi rumah sebagai tempat berteduh tidak lagi ada. Karena air akan langsung masuk ke rumah.
"Kalau hujan kasihan anak-anak, bukan bocor lagi tapi ini langsung grojok airnya," tuturnya.
Siti mengatakan, warga tidak dapat berbuat banyak. Selain tidak ada uang untuk memperbaiki rumahnya, pihak PTP juga melarang warga untuk melakukan renovasi.
"Nggak boleh dibetulin katanya, ini bukan punya kita," keluhnya.
Kesulitan juga dialami warga untuk mengakses pendidikan bagi putra-putrinya. Pasalnya, jarak pemukiman ke sekolah lebih dari dua kilometer dengan medan yang sulit khas jalan hutan.
Untuk bisa sampai ke sekolah, anak-anak harus diantar menggunakan sepeda motor oleh orangtuanya menyusuri jalanan hutan yang masih berupa tanah.
Kondisi semakin sulit saat musim hujan turun. Tidak jarang, para siswa tidak berangkat sekolah lantaran jalan sulit dilalui dengan kendaraan roda dua.
"Kalau sekolah di blok Kaliwelang. Jaraknya jauh. Kalau hujan kan licin jadi tambah sulit," jelasnya.
Para pekerja, kini hanya berharap rumah mereka diperbaiki oleh pihak perkebunan maupun pemerintah.
Alternatif lain adalah merelokasi ke tempat baru yang lebih layak seperti di Blok Kaliwelang.
"Dulu sempat didatangi Pak Bupati katanya mau direlokasi. Kami sudah bersedia kalau memang direlokasi, yang penting bisa lebih layak," ujarnya.
Asisten Afdeling PTPN XII, Sunadi, menyatakan bahwa penghuni rumah bedeng atau kamaran, bisa secara swadaya melakukan perbaikan rumah yang dihuninya, meskipun sebenarnya hal itu merupakan tanggung jawab pihak PTPN XII.
"Kalau perbaikan rumah ya sebenarnya tanggung jawabnya PTP, tapi warga juga boleh memperbaiki asalkan ada pemberitahuan," kata Sunadi.
Sunadi juga mengakui, puluhan KK yang tinggal di Blok Bestik dulunya memang para pekerja PTPN XII Kertowono.