Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bayi Lulus dari "Stunting" di Magetan, Kebijakan Pemda Berperan Besar

Kompas.com, 10 April 2023, 17:15 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

“Kondisi rumah itu lembab. Banyak warga menutup pintu di pagi hari karena takut ayam masuk ke rumah mereka karena di sini banyak ayam berkeliaran,” jelasnya.

Baca juga: RSUD Magetan Terima Rujukan 775 Balita Stunting Selama 2023, Kesadaran Warga pada Tengkes Disebut Meningkat

Sejak adanya program aksi cegah stunting, kegiatan timbang badan di Posyandu Jabung dilakukan seminggu sekali.

Hal ini untuk memantau perkembangan balita yang dinyatakan stunting.

“Pada awalnya balita yang dinyatakan stunting itu (orangtuanya) mogok ke Posyandu. Orangtua mereka kebanyakan malu, merasa bahwa anaknya normal kok dibilang stunting,” ujarnya.

Untuk memberi pemahaman terkaiit stunting, bidan desa, dokter ahli gizi, dan kader serta penggerak PKK Jabung akhirnya memilih jemput bola dengan mendatangi rumah warga yang anaknya dinyatakan stunting.

Ketua pengerak PKK Jabung Suprapti mengatakan, warga di desanya pada awalnya bingung dengan istilah stunting.

“Kita sempat nanya kalau kedua orangtuanya sama-sama pendek ya apa bisa anaknya tinggi. Kemudian warga juga bingung dengan pendek kok dibilang stunting, terus ada yang gemuk bisa juga disebut stunting. Mereka dulu tahunya gizi buruk dan kalau gizi buruk kan kurang dikasih makan, sedangkan mereka merasa sudah memberi makan anak-anak 3 kali sehari,” jelasnya.

Baca juga: 3.000 Balita di Magetan Menderita Stunting, Pemkab Anggarkan Rp 800 Juta untuk Beli Susu

Suprapti menambahkan, bidan desa kerap mengunjungi rumah warga. Seiring dengan hal itu, kegiatan timbang badan balita disertai pembagian makanan tambahan telur dan susu juga terus digencarkan.

Warga perlahan menyadari pentingnya Posyandu.

“Selain kegiatan Posyandu kita juga punya grup diskusi bagi orangtua yang anaknya stunting. Kita bekerja sama dengan Polres dan Koramil juga menyediakan kendaraan jemputan untuk mengantar mereka ke Puskesmas atau ke rumah sakit untuk rujukan balita stunting,” imbuhnya.

20 balita lulus stunting

Kepala Puskesmas kecamatan Panekan Ari Wibowo mengatakan, sejak program Aksi Cegah Stunting (ACS) diluncurkan bekerja sama dengan Habibi Institute, 20 balita dinyatakan 'lulus' stunting di Kecamatan Panekan.

Pada awal program ACS di-launching, terdapat 450 balita stunting. Dari angka tersebut 59 balita stunting menderita TB.

“Hingga Maret kemarin ada 20 balita lulus stunting, sementara 59 balita yang menderita stunting dengan TB masih terus menjalani perawatan,” katanya.

Baca juga: Cerita Ibu yang Besarkan 2 Bayi Stunting: Kemapanan Ekonomi Tak Jamin Anak Kita Sempurna

Anggaran susu

Ilustrasi stunting. Apakah anak pendek pasti stunting? Itu hanya salah satu mitos stunting. Shutterstock Ilustrasi stunting. Apakah anak pendek pasti stunting? Itu hanya salah satu mitos stunting.

Hingga Maret 2023, RSUD Sayyidiman Magetan tercatat telah menerima rujukan 775 balita stunting.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau