“Kondisi rumah itu lembab. Banyak warga menutup pintu di pagi hari karena takut ayam masuk ke rumah mereka karena di sini banyak ayam berkeliaran,” jelasnya.
Sejak adanya program aksi cegah stunting, kegiatan timbang badan di Posyandu Jabung dilakukan seminggu sekali.
Hal ini untuk memantau perkembangan balita yang dinyatakan stunting.
“Pada awalnya balita yang dinyatakan stunting itu (orangtuanya) mogok ke Posyandu. Orangtua mereka kebanyakan malu, merasa bahwa anaknya normal kok dibilang stunting,” ujarnya.
Untuk memberi pemahaman terkaiit stunting, bidan desa, dokter ahli gizi, dan kader serta penggerak PKK Jabung akhirnya memilih jemput bola dengan mendatangi rumah warga yang anaknya dinyatakan stunting.
Ketua pengerak PKK Jabung Suprapti mengatakan, warga di desanya pada awalnya bingung dengan istilah stunting.
“Kita sempat nanya kalau kedua orangtuanya sama-sama pendek ya apa bisa anaknya tinggi. Kemudian warga juga bingung dengan pendek kok dibilang stunting, terus ada yang gemuk bisa juga disebut stunting. Mereka dulu tahunya gizi buruk dan kalau gizi buruk kan kurang dikasih makan, sedangkan mereka merasa sudah memberi makan anak-anak 3 kali sehari,” jelasnya.
Baca juga: 3.000 Balita di Magetan Menderita Stunting, Pemkab Anggarkan Rp 800 Juta untuk Beli Susu
Suprapti menambahkan, bidan desa kerap mengunjungi rumah warga. Seiring dengan hal itu, kegiatan timbang badan balita disertai pembagian makanan tambahan telur dan susu juga terus digencarkan.
Warga perlahan menyadari pentingnya Posyandu.
“Selain kegiatan Posyandu kita juga punya grup diskusi bagi orangtua yang anaknya stunting. Kita bekerja sama dengan Polres dan Koramil juga menyediakan kendaraan jemputan untuk mengantar mereka ke Puskesmas atau ke rumah sakit untuk rujukan balita stunting,” imbuhnya.
Kepala Puskesmas kecamatan Panekan Ari Wibowo mengatakan, sejak program Aksi Cegah Stunting (ACS) diluncurkan bekerja sama dengan Habibi Institute, 20 balita dinyatakan 'lulus' stunting di Kecamatan Panekan.
Pada awal program ACS di-launching, terdapat 450 balita stunting. Dari angka tersebut 59 balita stunting menderita TB.
“Hingga Maret kemarin ada 20 balita lulus stunting, sementara 59 balita yang menderita stunting dengan TB masih terus menjalani perawatan,” katanya.
Baca juga: Cerita Ibu yang Besarkan 2 Bayi Stunting: Kemapanan Ekonomi Tak Jamin Anak Kita Sempurna
Ilustrasi stunting. Apakah anak pendek pasti stunting? Itu hanya salah satu mitos stunting. Hingga Maret 2023, RSUD Sayyidiman Magetan tercatat telah menerima rujukan 775 balita stunting.