Ketua Tim Aksi Cegah Stunting Kabupaten Magetan Rama Anindita mengatakan, angka rujukan ke RSUD Sayyidiman mengalami kenaikan cukup tajam dibandingkan tahun 2022 karena masyarakat mulai sadar akan gejala stunting pada balita mereka.
“Tata laksana poros Posyandu pusat rumah sakit itu sudah direplikasi seluruh kecamatan sehingga semua sadar akan pentingnya penanganan stunting, akhirnya rujukan meningkat tajam,” ujarnya.
Baca juga: Fungsi Asam Amino Esensial untuk Mencegah Stunting
Sementara Subkoordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Lisa Chandra Sari mengatakan, untuk mengatasi kasus stunting pemerintah Kabupaten Magetan menaikkan anggaran pembelain susu pangan olahan untuk kondisi medis khusus (PKMK).
Anggrn yang semula Rp 150 juta di tahun 2022 menjadi Rp 800 juta di 2023.
Berdasarkan data penanganan kasus balita stunting pada Oktober-Desember 2022, sebanyak 800 balita mendapat penanganan terapi dengan pemberian susu PKMK.
“Dari anggaran Rp 150 juta ternyata dihitung-hitung baru sedikit banget, sementara rujukan dari rumah sakit semakin banyak, jadi tahun ini anggaran ditambah sampai Rp 800 juta lebih," katanya.
Baca juga: Upaya Menurunkan Angka Stunting di Sumut
Untuk diketahui, Pemkab Magetan meluncurkan sejumlah program baik untuk mengantisipasi kelahiran yang menyebabkan stunting hingga program bantuan susu Pangan Olahan Untuk Keperluan Medis Khusus PKMK untuk balita stunting.
Bupati Magetan Suprawoto mengatakan, Magetan mempunyai program ojek ibu hamil atau jekmil yang masuk top 45 inovasi nasional. Program ini salah satunya mencegah stunting terjadi sejak dalam masa kehamilan.
“Jek mil ini untuk mencegah angka kematian ibu anak juga stunting karena mulai ibu hamil itu masuk dalam program jekmil yang mengantarkan ibu hamil periksa di Puskesmas. Ini sudah kita replikasi di seluruh Puskesmas,” katanya, Senin (10/4/2023).
Pemerintah juga mengedukasi para lansia lantaran banyak anak yang diasuh oleh nenek dan kakek mereka.
“Kalau orangtuanya sibuk biasanya yang ngasuh kan neneknya. Kta punya program sekolah lansia dan sekolah ibu pintar yang melaksanakan BKKBN. Lulusnya itu diwisuda,” ucap Suprawoto.
Baca juga: Jangan Salah Kaprah, Stunting Berbeda dengan Gizi Buruk
Pemerintah daerah, menurut Suprawoto, juga turut andil dengan memberikan anggaran kegiatan pemberian makanan tambahan melalui kegiatan Posyandu.
Dengan berbagai kegiatan yang dilaksankan saat ini BUpati Magetan Suprawoto optimistis tahun 2025 Kabupaten Magetan akan bebas stunting.
“Stunting tahun 2020 itu masih 27 persen, kemudian tahun 2021 turun 17 persen dan tahun 2022 turun 14 persen, itu survei BPS. Tetapi bulan timbang kita 10 persen, artinya setiap bulan balita ditimbang, sebetulnya datanya lebh akurat bulan timbang karena survei ambil sampel dari seluruh populasi balita,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.