KOMPAS.com - BT (16), santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur meninggal diduga usai dianiaya seniornya pada Selasa (8/3/2023).
Korban adalah warga Buluk, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan. Dari hasil otopsi luar, ditemukan luka lebam di tangan, punggung dan dada korban.
Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Bangkit Dananjaya mengatakan telah memeriksa 18 santri. Penganiayaan berawal saat korban dipanggil senior setelah uang milik salah satu santri hilang.
“Iya nanti kami akan periksa sebanyak (18 santri) itu. (Korban) dipanggil karena dituduh mencuri tetapi saat dilakukan introgasi yang bersangkutan tidak mengaku,” ungkap Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Bangkit Dananjaya.
Baca juga: Santri Dikeroyok hingga Tewas di Bangkalan, Pihak Ponpes: Terjadi pada Waktu Istirahat
Bangkit menjelaskan, korban BT awalnya dipanggil untuk mengklarifikasi atas peristiwa hilangnya uang senilai Rp 400.000 milik salah seorang santri.
BT awalnya, lanjut Bangkit, mengakui perbuatannya.
“Namun ketika kakak kelas yang merupakan pengurus pondok ingin mengklarifikasi di hadapan pimpinan pondok, korban tidak mengakui sehingga dari pelaku merasa emosi dan dongkol sehingga mereka melakukan pemukulan,” jelas Bangkit.
Bangkit juga meminta waktu untuk bisa mengungkap peristiwa kriminal tersebut mulai dari motif dan siapa tersangkanya.
"Dugaan motifnya itu masih kami dalami saat ini kami masih memeriksa saksi-saksi, belum ada penetapan tersangka. Sementara ini belum ya," ujar dia.
"Saya kaget pas dikabari kalau anak saya sudah meninggal," kata Nasib saat ditemui di rumahnya di Desa Buluk Agung, Kecamatan Klampis, Bangkalan, Kamis (9/3/2023).
Kabar duka itu ia dapat dari kepala desa yang mendapat informasi dari pihak Puskesmas Geger pada Selasa (7/3/2023).
Padahal, Nasib sudah memberikan nomor teleponnya ke pihak pengurus pondok pesantren saat mendaftarkan putranya.
"Masak iya, saya tahu dari Pak Kades. Seharusnya pihak pondok dulu ke saya. Saya dikabari kalau anak saya dirujuk ke RSUD Bangkalan," terang dia.
Baca juga: Santri Tewas Diduga Dikeroyok Senior di Bangkalan, Polisi Sebut Ada Luka Lebam di Dada dan Punggung
Nasib menerima kabar duka itu sekitar pukul 23.00 WIB. Ia dan istrinya, Silah, langsung berangkat ke RSUD Bangkalan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.