Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ketiga Ekskavasi Lanjutan Candi Gedog Blitar, Arkeolog Temukan Komponen Pintu

Kompas.com - 09/03/2023, 22:02 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Kegiatan ekskavasi yang telah dimulai sejak Selasa (7/3/2023) lalu itu merupakan ekskavasi yang ke-4 di Candi Gedog sejak ditemukan pada September 2019. Ekskavasi akan berlangsung selama 10 hari hingga Kamis (16/3/2023) pekan depan.

Menampakkan pagar sisi utara

Nugroho yang memimpin proses ekskavasi itu mengatakan, secara teknis, target kegiatan ekskavasi ke-4 Candi Gedog adalah menampakkan sisa struktur pagar di sisi utara candi setelah pagar sisi selatan dan barat sudah berhasil digali pada ekskavasi sebelumnya.

Baca juga: Kijang Innova Tabrak Rumah Warga di Blitar, Polisi: Kami Sedang Mengejar Pengemudi

Sementara ekskavasi pagar di sisi timur, lanjutnya, akan mendapatkan prioritas terakhir karena kemungkinan hanya sedikit strukturnya yang tersisa.

“Sehingga nanti kalau struktur pagar utara sudah dapat kita tampakkan, maka denah candi ini akan lebih terlihat,” ujarnya.

Baca juga: Polisi Tak Temukan Indikasi Kegiatan Terorisme pada Ledakan di Blitar

Nugroho berharap, waktu selama 10 hari hingga pertengahan Maret ini akan cukup bagi tim untuk menuntaskan penggalian pagar utara candi.

Pada hari ke-10, diharapkan dimensi pagar candi yang diperkirakan berukuran 29 meter dan 30 meter itu akan lebih terlihat jelas dari sisa-sisa struktur yang ada.

Disebut dalam History of Java

Penemuan Candi Gedog, yang diduga berasal dari era Kerajaan Majapahit awal, bermula dari warga yang tidak sengaja menemukan kepala kala terbuat dari batu andesit berukuran besar berada di bawah pematang sawah yang sedang dia tanami jagung pada Agustus 2019.

Lokasi temuan hanya berjarak belasan meter dari pohon beringin besar yang menjadi penanda lokasi yang dikenal sebagai Punden Joko Pangon, tempat warga Gedog biasa menggelar doa selamatan setidaknya setiap setahun sekali dalam ritual “bersih desa”.

Punden Joko Pangon terdapat batu yoni berukuran besar dengan dua batu kepala kala di pintu masuk biasa digunakan oleh sebagian warga untuk “nyadran” atau menggelar ritual sesaji dan berdoa untuk arwah leluhur.

Temuan kepala kala di pematang sawah itu selanjutnya dilaporkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar kepada BPCB Jawa Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com