Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bocah 7 Tahun di Malang Tewas Usai Terjatuh dari Odong-odong

Kompas.com - 24/02/2023, 07:14 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti rumah Budi Santoso, warga Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Sebab, salah satu anggota keluarganya, keponakan Budi Santoso, Aidan Syam Julian (7), meninggal dunia usai terjatuh dari kereta odong-odong atau kereta kelinci pada Rabu (22/2/2023). Saat itu, tubuh korban terlindas roda belakang odong-odong.

Kejadian jatuhnya anak yang masih duduk di bangku kelas 1 SD itu terekam CCTV salah satu rumah yang berada di area TKP di kawasan Jalan Sekolahan, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen.

Baca juga: Terjatuh dari Odong-odong, Bocah 7 Tahun di Malang Tewas

Rekaman video CCTV itu kemudian viral di media sosial. Tampak saat kereta odong-odong melaju, korban yang duduk di gerbong tengah terguling ke jalan dan langsung terlindas oleh roda belakang kereta odong-odong itu.

Jatuh saat membenahi sandal

Budi Santoso mengatakan, berdasarkan keterangan teman korban, insiden tersebut terjadi saat korban menunduk untuk membenahi sendalnya yang terlepas.

Baca juga: Oknum Pegawai ATR/BPN Malang Terjaring OTT Pungli, Polisi Temukan Uang Rp 40 Juta

Diduga karena tubuh korban tidak seimbang, korban langsung tersungkur dan terguling ke jalan.

"Peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 12.00 WIB," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (23/2/2023).

Melihat kejadian tersebut, pengemudi roda empat yang berjalan tepat di belakang kereta odong-odong langsung berhenti dan menolong korban.

"Aidan langsung dibawa pengemudi kendaraan roda empat itu, bersama sopir odong-odong dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepanjen, namun di tengah perjalan korban diduga telah meninggal," jelasnya.

Keluarga tidak tahu

Tidak ada luka berat secara fisik dari tubuh korban, hanya luka ringan di kedua lututnya. Sebaliknya, ia diduga mengalami cidera dalam di bagian kepala.

"Kami selaku keluarga awalnya tidak tahu pasti penyebab kematian korban, hanya dikabari bahwa korban jatuh dan dilarikan ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit kami semua terkejut karena telah menemui korban sudah meninggal dunia," ujarnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 22 Februari 2023: Pagi dan Malam Hujan Ringan

Saat kejadian, kereta odong-odong sedang berkeliling melewati rute di area Kecamatan Kepanjen dan Kanigoro. Semua penumpang adalah anak-anak.

"Nah, saat itu odong-odong itu sudah berkeliling dan hendak menuju pulang," terangnya.

Sementara saat naik odong-odong, korban sendirian, tidak ditemani oleh keluarganya.

"Saat itu ayahnya sedang bekerja, dan ibunya tengah mengandung adik korban. Sehingga tidak bisa ikut," tuturnya.

Baca juga: Misteri Hilangnya Arca Batara Wisnu di Candi Ganter Malang, Warga Curiga Ada Jejak Goresan hingga Bau Dupa

Pertama kali naik odong-odong

Saat peristiwa itu terjadi, korban baru pertama kali naik odong-odong. Sejak kecil, ia tidak pernah ikut, meskipun odong-odong selalu lewat di depan rumahnya paling tidak 2 sampai 3 kali dalam sepekan.

Orangtua korban selalu melarang lantaran tidak bisa memantau korban secara langsung, juga khawatir dengan keamanan kereta odong-odong.

"Sebenarnya orangtua ananda ini selalu melarang untuk naik odong-odong, dan korban selalu patuh. Namun, kemarin ibunya tidak tega karena selalu melarangnya, ketika ia merengek minta naik odong-odong. Akhirnya ibunya pun terpaksa mengizinkan," ujarnya.

Atas kejadian itu, keluarga mengikhlaskan kepergian korban dan menganggap kejadian itu sebagai musibah.

"Sopir odong-odong sudah bertemu dengan kami dan siap bertanggung jawab," jelasnya.

Namun, keluarga berharap ada evaluasi terkait keamanan odong-odong untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari.

Polisi lakukan penyelidikan

Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik menyebut, jajaran Sat Lantas Polres Malang akan menindaklanjuti kejadian tersebut.

"Nanti kami akan mengunjungi rumah korban untuk meminta keterangan atas kejadian itu, dan akan mencari sopir odong-odong untuk penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.

Taufik memastikan bahwa kendaraan kereta odong-odong itu tidak memiliki izin operasional.

"Sedangkan kereta odong-odong ini tidak ada izin. Semua kendaraan bermotor, apa pun bentuknya harus terverifikasi secara resmi di Samsat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bus Jurusan Bojonegoro-Surabaya Terguling, 2 Orang Tewas

Bus Jurusan Bojonegoro-Surabaya Terguling, 2 Orang Tewas

Surabaya
Tak Kuat Menanjak, Bus Terguling di Malang, 5 Orang Luka Berat

Tak Kuat Menanjak, Bus Terguling di Malang, 5 Orang Luka Berat

Surabaya
PDI-P dan PKB Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Malang

PDI-P dan PKB Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Malang

Surabaya
Kecelakaan Beruntun di Jalur Jember-Banyuwangi, Truk Tabrak Pemotor hingga Tewas

Kecelakaan Beruntun di Jalur Jember-Banyuwangi, Truk Tabrak Pemotor hingga Tewas

Surabaya
Tolak Posisi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Khofifah Pilih Maju Pilkada Jatim 2024

Tolak Posisi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Khofifah Pilih Maju Pilkada Jatim 2024

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Surabaya
Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Surabaya
Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Surabaya
Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com