KOMPAS.com - Priyo, anak kedua dari Darman mengaku tak bisa mengenali wajah kedua adiknya, Arifin (29) dan Deni Widodo (26) yang meninggal dunia akibat ledakan di rumah mereka pada Minggu (19/2/2023) malam.
Sementara jenazah Darman, masih bisa ia kenali.
Darman dan dua anaknya serta satu keponakannya, Betrisa Neswa Roszi (17) menjadi korban ledakan di rumah mereka di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggo. Diduga ledakan dipicu oleh bahan baku petasan.
Baca juga: Ledakan di Blitar, Polisi Temukan Puntung Rokok dan Panci Tempat Bahan petasan di TKP
Priyo mengaku sempat melihat kondisi jenazah ayah dan kedua adiknya di kamar jenazah RSUD Srengat, Kabupaten Blitar.
"Cuma mengenali (jenazah) ayah, untuk Arifin dan Widodo tidak bisa mengenali. Kondisi (jenazah) rusak, tidak utuh. Yang masih utuh (jenazah) ayah saya," kata Priyo saat menunggu penyerahan jenazah di RSUD Srengat, Kabupaten Blitar, Selasa (21/2/2023).
Priyo mengatakan jenazah ayah dan dua adiknya itu akan dimakamkan setelah diserahkan pihak rumah sakit.
"Setelah diserahkan, jenazah langsung kami makamkan," kata Priyo.
Jenazah Darman dan dua anaknya kemudian dimakamkan di TPU Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (21/2/2023) siang.
Ketiganya dimakamkan dalam satu liang lahad.
Baca juga: Kapolres Sebut Bubuk Petasan yang Sebabkan Ledakan di Blitar Diduga Lebih dari 20 Kg
Sedangkan tiga korban lainnya baru ditemukan pada Senin (20/2/2023). Kondisi tubuh ketiga korban sudah tidak utuh saat ditemukan.
Bagian tubuh ketiga korban lainnya ditemukan tersebar jarak sekitar 100-150 meter dari titik pusat ledakan.
"Satu korban yang kondisi tubuhnya utuh diduga berada di teras rumah saat terjadi ledakan. Sedang tiga korban lain yang tubuhnya ditemukan tidak utuh diduga berada di dalam rumah," ujar kata Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono, Senin (20/2/2023).
"Korban meninggal dunia sudah kami temukan dan teridentifikasi, jumlahnya ada empat orang yang meninggal dunia. Mereka masih satu keluarga, bapak, dua anak dan satu keponakan," tambah dia.
Petugas Pos SAR Trenggalek, Eko Nurhasim, yang ikut melakukan evakuasi korban di lokasi mengatakan petugas menemukan bagian tubuh sebanyak empat kepala dalam peristiwa ledakan tersebut.
Satu tubuh korban dalam kondisi utuh dan tiga korban lainnya ditemukan bagian tubuh bagian dada ke atas.
"Satu korban tubuhnya utuh dan tiga korban kondisinya bagian dada ke atas," katanya.
Petugas juga menemukan satu bagian tubuh bagian pinggul, satu bagian tubuh bagian tulang dada, dan satu bagian jari telapak tangan kiri.
Baca juga: 3 Korban Ledakan Bubuk Petasan di Blitar Dimakamkan Satu Liang Lahad
Bagian tubuh korban rata-rata ditemukan radius sekitar 100 meter sampai 150 meter dari titik pusat ledakan.
"Ada lagi kami temukan hati dan paru di atap rumah. Bagian tubuh korban terlempar rata-rata sejauh 100 meter sampai 150 meter dari titik ledakan," ujarnya.
Bahan baku petasan itu ditemukan oleh Tim Penjinak Bom dan Labfor Polda Jatim saat melakukan sterilisasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP), Senin.
"Berdasarkan informasi dari Tim Jibom, pusat ledakan diperkirakan berada di belakang rumah, kemungkinan di dapur."
"Makanya sedang didetailkan oleh Tim Labfor posisi ruangannya seperti apa," ungkap Argowiyono.
Argowiyono menjelaskan, dari daya ledak, tim juga menemukan panci dalam kondisi sudah hancur di lokasi.
Baca juga: 3 Jenazah Korban Ledakan Bubuk Petasan di Ponggok Blitar Diserahkan kepada Keluarga
Diduga, panci tersebut digunakan sebagai tempat menyimpan bubuk bahan baku petasan.
"Dari daya ledak ditemukan ada panci, kondisinya sudah hancur semua, tapi masih teridentifikasi panci."
"Ada tiga panci, kemungkinan di situ tempat menyimpan bubuk bahan baku petasan," bebernya.
Saat ini, sisa bahan baku petasan yang ditemukan masih diidentifikasi oleh Tim Labfor Polda Jatim.
"Untuk memastikan bahan baku petasan, kami menunggu hasil dari Tim Labfor," bebernya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.