Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Datanya Dicuri, Warga di Sumenep Tak Mau Berikan KTP hingga Tolak Petugas Pantarlih

Kompas.com - 20/02/2023, 14:59 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Petugas pemutakhiran daftar pemilih (Pantarlih) KPU Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mendapatkan penolakan dari warga saat melakukan tugas pencocokan dan penelitian (Coklit) untuk Pemilu 2024.

Sejumlah warga di Sumenep sempat menolak kedatangan petugas karena khawatir data pribadi mereka dicuri.

Warga merasa keberatan ketika Pantarlih meminta KTP dan KK.

Baca juga: Terdampak Cuaca Ekstrem, Kapal Tongkang Hilang di Perairan Masalembu Sumenep

"Beberapa warga memang menolak dengan alasan khawatir data mereka dicuri," kata Syamsul Arifin, petugas Pantarlih di Desa Pakamban Laok Pragaan Sumenep, Senin (20/2/2023).

Syamsul menduga, penolakan yang dilakukan warga didasari kesalahpahaman mereka terkait dengan pencocokan dan penelitian.

Padahal, coklit dilakukan hanya untuk pencocokan bukan pengambilan data.

Baca juga: MUI Keluarkan Fatwa Haram, Permainan Capit Boneka Masih Ditemukan di Sumenep

Meski sempat ada penolakan, kegiatan Coklit di Desa Pakamban Laok tetap berjalan lancar. Warga yang sempat menolak akhirnya mengerti.

"Setelah diberikan edukasi, akhirnya mau," katanya.

Terpisah, Komisioner KPU Sumenep, Rafiqi mengaku sudah mendapatkan informasi terkait kesalahpahaman yang berujung penolakan warga terhadap petugas Pantarlih.

Rafiqi menduga kesalahpahaman warga berawal dari beredarnya pesan berantai melalui platform WhatsApp agar warga tidak memberikan data pribadi kependudukan sesuai Permendagri Nomor 102 Tahun 2019.

Baca juga: Kasus Guru Cabuli Siswa Laki-laki di Sumenep, Polisi Minta Anak Lain yang Merasa Korban Melapor

"Ada salah pemahaman di masyarakat ketika didatangi Pantarlih dan diminta menunjukkan KK dan KTP. Padahal petugas ini hanya mau mencocokkan data warga sebagai pemilih,’ kata Rafiqi.

Petugas Pantarlih mulai menjalankan coklit sejak 12 Februari dan berlangsung hingga 14 Maret 2023 mendatang.

Sesuai dengan Peraturan KPU (PKPU) nomor 7 tahun 2022, coklit dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga secara langsung.

Baca juga: Wisatawan Asal Sumenep Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Air Terjun Sedudo Nganjuk

Ia meminta petugas Pantarlih aktif memberikan edukasi bahwa mereka ingin warga tidak kehilangan hak pilihnya dengan memastikan telah terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu 2024.

"Kita sudah sosialisasikan melalui media dan juga kawan-kawan PPS dan Pantarlih agar msyarakat tidak perlu ragu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Surabaya
Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Surabaya
Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Surabaya
Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com