SUMENEP, KOMPAS.com - Sebuah tongkang tanpa muatan dengan tonase kotor lebih dari 3.000 GT dilaporkan hilang usai terbawa gelombang akibat cuaca ekstrem di Perairan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Tongkang milik PT Pelayaran Pasifik Indonesia (PPI) itu belum ditemukan usai dilaporkan hilang sejak Minggu (12/2/2023). Lebih dari sepekan sejak dinyatakan hilang, tongkang tak kunjung ditemukan.
Baca juga: Mengenal Bakar Tongkang Riau: Sejarah, Tujuan, dan Prosesi
"Kondisinya tanpa muatan, hingga kini belum ditemukan," kata perwakilan dari PT PPI Ruslam Alianto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (20/2/2023).
Ruslam menjelaskan, tongkang itu berlayar dari Pelabuhan Banjarmasin menuju Pelabuhan Dock di Lamongan.
Saat berada di Perairan Masalembu, kapal itu kemudian mengalami mati mesin sebelah kanan sehingga kapal tidak bisa maju.
Tak lama usai kapal penarik mengalami mati mesin, kondisi cuaca di perairan Masalembu berubah menjadi ekstrem. Angin kencang membuat kapal terdorong mundur hingga nakhoda mengambil keputusan untuk melepas tongkang.
"Itu dilakukan karena demi keselamatan awak kapal," ujarnya.
Ruslam mengaku, hilangnya tongkang itu sudah dilaporkan ke pihak terkait seperti Polairud, Angkatan Laut, dan Syahbandar Masalembu. Pihaknya berharap tongkang itu segera ditemukan.
Terpisah, Kapolsek Masalembu AKP Mohammad Budi Santoso mengaku sudah menerima laporan terkait hilangnya tongkang tersebut.
Meski begitu, ia menyebut, keberadaan tongkang bisa saja sudah bergeser dari perairan Masalembu.
"Minggu lalu kami sudah terima laporan, tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda (tongkang) ditemukan. Kami khawatir tongkang sudah dibawa gelombang menuju perairan Kalimantan atau Sulawesi," tuturnya.
Baca juga: Sumenep Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem
Polisi tetap melakukan koordinasi dengan pihak terkait soal kemungkinan keberadaan kapal. Informasi itu juga sudah disampaikan ke para nelayan jika nantinya melihat keberadaan tongkang.
"Sudah disampaikan ke pihak terkait, ke nelayan juga sudah disampaikan. Nanti kalau misalnya ditemukan, kita teruskan ke pemilik kapal," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.