Pada bagian atas pakaian yang dibuatnya terlihat tulisan "Stop Anarkis", "Ke Mana Keadilan yang Ada Cuci Tangan", "Gas Air Mata vs Air Mata Ibu", dan lainnya.
Ia mengaku mengambil sejumlah spanduk yang dijadikan bahan dasar busana itu dari jalanan.
"Sempat dicoba pakai kain bekas di rumah, saya cat sendiri pakai pilox tapi hasilnya jelek. Kemudian saya ambil di jalan itu, awalnya enggak izin karena enggak tahu. Terus saya diajak Zoom teman-teman Aremania katanya tidak apa-apa," katanya.
Selain spanduk, terdapat foto-foto saat tragedi Kanjuruhan pada pakaian itu. Foto itu memperlihatkan para polisi yang bertugas saat tragedi Kanjuruhan.
ia menilai, aksi polisi yang tercetak pada foto itu tak sesuai tugas dan fungsi yakni mengayomi masyarakat.
Baca juga: Komitmen Kapolri Diragukan, Polres Malang Siap Proses Laporan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
"Harusnya melindungi, tapi rakyatnya malah menjadi korban. Jadi di bagian lengan ada police linenya itu. Ada dua bahan, satu pakai stiker, yang satunya pakai strip gitar," katanya.
Kini, busana itu dipajang sebagai koleksi di butiknya. Mutiara berencana melelang busana itu untuk mendapatkan dana yang diberikan kepada Aremania.
Mutiara juga berencana membuat 10 desain khusus untuk Arema yang mewakili perasaan warga Malang atas tragedi Kanjuruhan.
"Dalam hati kecil ada keinginan membuat 10 busana lagi untuk Aremania. Entah nanti bisa kita showing (peragakan) di Jakarta atau di mana. Intinya agar semua tahu duka yang dirasakan warga Malang," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.