Eri memastikan, bahwa Pemkot berkomitmen terhadap upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
Salah satu upaya yang sedang digeber pemkot saat ini adalah melalui program padat karya.
"Kalau kemiskinan hanya dikasih bantuan-bantuan saja, tidak dipikirkan pekerjaannya apa, maka hari ini dia hanya menerima bantuan tapi tidak tahu di tahun depan mau apa. Makanya di Surabaya ini ada pembuatan paving, cuci mobil dan macam-macam yang itu tujuannya untuk mengentas kemiskinan," ujar dia.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: 4 Jenis Plastik Bungkus Makanan yang Berbahaya
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin menerangkan bahwa kategori kemiskinan ekstrem adalah warga yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Data BKKBN Pusat pada tahun 2019 mencatat, terdapat 23.532 orang masuk kategori kemiskinan ekstrem di Surabaya.
"Jadi data kemiskinan ekstrem ini bukan dari pemkot, tapi dari pemerintah pusat berdasarkan data dari BKKBN tahun 2019. Sehingga data ini kita lakukan kroscek, verifikasi," kata Anna.
Baca juga: Wali Kota Surabaya: Banjir Bukan Kesalahan Pemkot, tetapi...
Supaya validitas data tersebut diketahui, Anna menyatakan, bahwa proses verifikasi dan kroscek data di Surabaya dilakukan dalam beberapa tahapan.
Pertama, Anna menyebutkan, kroscek dilakukan dengan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kedua kroscek dengan Data Terpadu Masyarakat Surabaya (DTMS).
Dan ketiga, kroscek dengan Cek-In warga untuk mengetahui orang tersebut KTP dan domisilinya apakah benar di Surabaya.
"Kemudian kita cek lagi dengan Aplikasi Sayang Warga. Jadi banyak sekali kita cek, supaya Insya Allah mendekati valid. Karena memang datanya dinamis. Jadi data yang kita terima tidak sepenuhnya benar, bisa jadi mungkin dulu miskin, namun sekarang tidak," kata dia.
Anna juga menjabarkan, salah satu parameter warga yang hidupnya berada di garis kemiskinan adalah memiliki pengeluaran sekitar Rp 690.000 per kapita.
Sedangkan untuk parameter kemiskinan ekstrem yakni, pengeluaran per kapita di bawah Rp 358.000.
"Sehingga itu akan menjadi sasaran intervensi dari Pemkot Surabaya. Setelah kita cek datanya, ketemu KTP dan domisili Surabaya, maka ini yang akan menjadi sasaran prioritas kita," tutur dia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.