"Saya kontak Faiq dan temannya tapi tak bisa. Sebisa mungkin saya berusaha masuk, akhirnya bisa setelah beli tiket di calo," kata dia.
Mukid menerobos kerumunan suporter sembari menahan pedihnya asap gas air mata yang ditembakkan aparat.
Baru pada pukul 23.30 WIB, Mukid menemukan temannya dengan tubuh telah tertutup kain.
"Faiq ada di sebuah gedung masih di kawasan stadion. Dia sudah ditutupi kain sudah meninggal," katanya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Tangis Duka Sepak Bola Indonesia dalam Kepulan Gas Air Mata
Stadion Kanjuruhan di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang menjadi saksi bisu tragedi dengan korban terbanyak dalam sejarah sepak bola Indonesia, Sabtu (1/10/2022).
Hingga Minggu (2/10/2022) malam, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merilis ada 125 orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
Pertandingan Arema FC dan Persebaya itu mulanya berjalan lancar. Namun situasi memanas setelah Arema FC kalah.
Ribuan suporter merangsek ke lapangan. Aparat pun menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Para suporter berlarian keluar stadion, berjatuhan dari tribun, berdesak-desakan hingga terinjak-injak.
Ratusan orang "pulang" usai laga derbi Jatim tersebut berakhir.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kisah Abdul Mukid Aremania Jember Temani Faiqotul Hikmah Korban Tragedi Arema FC vs Persebaya
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pemuda Maron Probolinggo Jadi Korban Tragedi Arema Vs Persebaya, Sempat Tukar Kaus Arema Kakak
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Keluarga Korban Tragedi Kanjuruan Usai Arema FC vs Persebaya, Pasutri Meninggal Terinjak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.