Penulis
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan, gas air mata terpaksa ditembakkan untuk menghalau Aremania yang merangsek ke lapangan.
"Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," tuturnya dalam konferensi pers di Markas Kepolisian Resor (Polres) Malang, Minggu pagi, dilansir dari pemberitaan Kompas.com.
Gelombang suporter yang semakin banyak, membuat polisi berupaya menghalau mereka menggunakan gas air mata.
"Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," terangnya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Saksi Mata: Banyak Orang Terinjak Saat Gas Air Mata Ditembakkan
Nico menyampaikan, dari sekitar 42.288 suporter yang memenuhi tribun Stadion Kanjuruhan, tidak semuanya turun ke lapangan.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan. Sekitar 3.000 suporter," jelasnya.
Terkait penggunaan gas air mata untuk mengurai massa di Stadion Kanjuruhan, dia menyatakan bahwa langkah tersebut sudah sesuai prosedur.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," paparnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang