PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya solar, berdampak terhadap nelayan kecil di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Nelayan yang biasa memakai solar sebagai bahan bakar perahu mengaku keberatan dengan kenaikan harga BBM tersebut.
Salah seorang nelayan dari kelompok nelayan Sumberantah, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Sulaiman mengeluh harga BBM naik. Pasalnya, bantuan yang dijanjikan pemerintah tak pasti kapan diberikan.
"Bantuan pemerintah tidak pasti kapan diberikan. Sementara BBM terus dinaikkan. Naikkan saja terus harga BBM sampai perahu ini nanti saya jual untuk makan," kata Sulaiman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/9/2022).
Menurut Sulaiman, bantuan dari pemerintah tak jelas kapan diberikan kepada masyarakat. Sedangkan harga ikan masih tetap di tengah kenaikan harga BBM.
Baca juga: Mobil Berisi 16 Jeriken Pertalite Terbakar di SPBU Probolinggo
Sulaiman meminta pemerintah melakukan survei ke lapangan sebelum mengambil kebijakan menaikkan harga BBM.
"Kalau memang BBM mau dinaikkan, pemerintah harus memperjelas kartu nelayan dan kalau bisa, bantuan diberikan tiap bulan. Seperti bantuan kapal, jaring, dan lain-lain. Jangan semena-mena langsung dinaikkan harga BBM. Lihat kondisi di bawah dulu lah," lanjut Sulaiman.
Hal serupa juga dirasakan Kusnadi, nelayan dari kelompok nelayan Sekar Alami, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton.
Kusnadi mengatakan, kenaikan harga BBM membuat harga bahan pokok ikut naik. Sehingga, kebutuhan sehari-hari kian bertambah.
"Harga BBM naik, tapi kenapa harga jual ikan masih tetap. Hasil jual tangkapan ikan itu saja hanya cukup untuk membeli solar. Lalu biaya untuk makan, nafkah keluarga, dan lainnya bagaimana?" kata pria yang akrab disapa Kus itu.