Pengusaha juga merasa kesal karena dituding melakukan kebohongan soal kuota pembelian jumlah tembakau.
Pengusaha tembakau di Madura dituduh memanipulasi laporan jumlah pembelian tembakau ke perusahaan rokok sudah sesuai kebutuhan pabrik rokok.
Padahal pembelian tidak sampai target. Dengan demikian pengusaha tembakau bisa melakukan pembelian pribadi dengan harga murah, yang kemudian dijual dengan harga mahal ke perusahaan rokok.
"Kami tidak pernah menghentikan pembelian tembakau sampai memenuhi target perusahaan rokok. Tuduhan kami memanipulasi pembelian itu fitnah," ungkap dia.
Baca juga: Aturan Pengendalian Rokok Direvisi, Petani Tembakau Mengaku Tak Dilibatkan
Dia mengatakan mendukung langkah P4TM untuk mengangkat kesejahteraan petani di Madura.
"Namun caranya jangan memojokkan pengusaha tembakau, apalagi menebar fitnah. Jika ada oknum pengusaha yang melakukan praktik kotor, maka jangan menuduh pengusaha secara keseluruhan," tandasnya.
Baca juga: Regulasi Pengendalian Rokok Direvisi, Petani Tembakau Terancam Makin Terpuruk
Sebelumnya diberitakan, P4TM menggelar deklarasi menggugah kejayaan petani tembakau Madura.
Dalam acara itu, P4TM menolak kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Pamekasan nomor 4 tahun 2015 tentang Tata Niaga, Budidaya dan Perlindungan Tembakau Madura.
Dalam Perda tersebut pasal 16 disebutkan, pengambilan sampel maksimal 1 kilogram per kemasan.
Di pasal 17 juga disebutkan, jika per kemasan beratnya sampai 50 kilogram, maka potongan sampel adalah 2 kilogram. Sementara jika berat tembakau melebihi 50 kilogram, maka potongan sampelnya 3 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.