Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung Sumenep, Akulturasi dan Simbol Toleransi Antarumat Beragama

Kompas.com - 08/07/2022, 18:51 WIB
Ach Fawaidi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Dua dimensi kehidupan

Masjid Agung Sumenep ini terletak di pusat Kota Sumenep, Pulau Madura, tepatnya di sebelah barat alun-alun yang pada saat ini merupakan kompleks Keraton Sumenep. Masjid Agung Sumenep menghadap ke arah timur dengan membelah alun-alun kota menuju keraton.

Filosofinya sendiri, yakni hablumninallah dan habluminannas. Arah Timur, yakni arah menuju keraton dan alun-alun melambangkan hubungan antar sesama manusia, sedangkan arah barat ialah hubungan manusia terhadap Tuhan.

Sedangkan, jika dikaitkan dengan filosofi China, arah timur merupakan simbol terbitnya matahari yakni sebagai simbol kehidupan, sedangkan arah barat merupakan simbol tenggelam matahari yakni simbol kematian.

Baca juga: Waspada PMK, Pemkab Sumenep Sediakan 5 Rumah Pemotongan Hewan Kurban

Pintu gerbang utama masjid dibangun mirip kelenteng. Ada cungkup utama di atas bangunan yang menurun pada sisi kanan dan kirinya, mirip lekukan tembok China.

Pintu gerbang tersebut salah satu karya Lauw Piango yang banyak memberi pengaruh pada bangunan masjid secara keseluruhan. Oleh karenanya, mengunjungi Masjid Agung Keraton Sumenep merupakan wisata religi yang dapat memuaskan dahaga sejarah.

"Karena arsiteknya itu berasal dari China sehingga jangan heran bahwa arsitekturnya bercorak bangunan China kuno. Jadi nenek moyang kita sudah melakukan toleransi antar umat beragama sejak lama," kata Iksan.

Baca juga: Jelang Idul Adha di Sumenep, Pedagang Ternak: Tahun Ini Kambing Lebih Banyak Pembeli

Akulturasi budaya

Dari depan akses menuju masjid, terdapat gapura yang menjulang setinggi 20 meter sebagai gerbang utamanya. Di atas gerbang tersebut terdapat ruangan yang dahulu difungsikan untuk menyimpan bedug.

Gapura tersebut memiliki kesan kuat arsitektur China yang mengingatkan akan kemegahan Tembok Besar China.

"Gapura juga dibangun menggunakan batu bata dan pasir yang kaya akan zat kapur sehingga bangunan kokoh dan kuat selama berabad-abad," terang Iksan.

Bangunan masjid, lanjut Iksan, memiliki denah bujur sangkar dengan ukuran 32,5x31 meter. Memiliki batur setinggi 40 sentimeter di atas permukaan serambi depan. Keempat sisi bangunan ini dibatasi dengan dinding tembok yang tingginya 4,5 meter.

Bangunan masjid didominasi oleh warna putih dan hijau. Memiliki pintu sebanyak sembilan, yakni lima buah pada sisi timur dan dua buah pada masing-masing sisi utara dan selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com