Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Robby Ansalni Perkuat Timnas Sepak Bola Amputasi di Piala Dunia

Kompas.com - 23/06/2022, 11:16 WIB
Taufiqurrahman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Tahun 2018, Robby Ansalni (21) pulang dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-91 klub sepak bola kebanggaannya, Persebaya Surabaya. Ia datang ke Surabaya dengan modal nekat. Selepas acara pesta HUT, Robby bersama rekan-rekannya pulang naik truk untuk sampai di rumahnya di Desa Kramat, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Belum tiba di rumahnya, Robby mengalami kecelakaan di daerah Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Robby terjatuh ke jalan aspal. Paha kanannya terlindas ban truk hingga menyebabkan dia harus menjalani operasi amputasi kaki kanannya.

Setelah kakinya diamputasi, Robby nyaris menghabiskan waktunya di rumah bersama ayahnya selama setahun.

Baca juga: Cerita Robby, Pemain Timnas Sepak Bola Amputasi yang Akan Berlaga di Piala Dunia, Alami Kesulitan Biaya

Meskipun lahir sebagai anak yatim yang sudah difabel, Robby memiliki jiwa besar dan tak ingin dikasihani. Ia ingin mandiri di tengah kondisi yang difabel.

Pada tahun 2019, ada turnamen trofeo sepak bola amputasi nasional di Jember, Jawa Timur. Robby bersama dua rekannya yang sama-sama difabel, berminat untuk ikut turnamen tersebut. Dengan alat seadanya, Robby mulai latihan.

Baca juga: Asa Dukungan bagi Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia di Piala Dunia

"Waktu latihan sepak bola amputasi pertama kali, kita pakai tongkat ketiak. Padahal untuk sepak bola amputasi harus pakai tongkat lengan. Ya kita latihan," ujar Robby saat ditemui di Pamekasan, Rabu (21/6/2022).

Setelah berlatih keras, keinginan Robby untuk ikut turnamen gagal karena tak didukung peralatan. Selain itu karena terbentur dengan pandemi Covid-19, saat itu Madura masuk dalam zona hitam risiko penyebaran Covid-19.

Baru pada tahun 2021, dibuka lagi turnamen sepak bola amputasi di Jember untuk memperebutkan piala bupati. Robby bersama enam rekannya di Madura memulai pertandingan perdananya. Oleh panitia, tongkat tangan sudah disiapkan.

"Turnamen pertama pakai tongkat tangan, ya harus adaptasi. Kita di final lawan tim Jakarta hanya kalah 1-0," ungkap Robby.

Robby Ansalni saat latihan kontrol bola. Robby menjadi salah satu pemain tim nasional sepak bola amputasi Indonesia yang akan berlaga pada piala dunia di Turki Oktober 2022 mendatang.KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN Robby Ansalni saat latihan kontrol bola. Robby menjadi salah satu pemain tim nasional sepak bola amputasi Indonesia yang akan berlaga pada piala dunia di Turki Oktober 2022 mendatang.
Jerih payah dan latihan yang keras, akhirnya berbuah manis. Robby satu-satunya pemain yang dipanggil untuk memperkuat tim nasional sepak bola amputasi Indonesia dari Madura. Ia akan berlaga di piala dunia di Turki pada Oktober 2022 mendatang.

"Senang sekali bisa main di piala dunia sepak bola amputasi. Tapi kami minim dukungan dari pemerintah," terang remaja kelahiran 12 Desember 2001 ini.

Baca juga: Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2022

Terkendala biaya

Untuk mempersiapkan keberangkatannya ke Turki, Robby masih bingung biaya. Selama ini, setiap latihan dan ikut turnamen serta membeli peralatan, dari uang pribadi.

"Ada semacam diskriminasi kepada pemain sepak bola amputasi karena pemerintah Kabupaten Pamekasan tidak peduli," tandasnya.

Baca juga: Warga Kecewa, Air PDAM di Pamekasan Keruh dan Bercampur Lumpur

Sementara itu, di balik kesuksesan Robby bisa ikut piala dunia sepak bola amputasi, ada sosok yang berjasa besar, yakni rekannya, Sugianto. Pria kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, yang sama-sama difabel ini, yang membawa sepak bola amputasi ke Madura.

"Mas Sugianto yang melahirkan sepak bola amputasi di Madura. Bahkan dia yang jadi ketua Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Madura (Persam). Dia mengajarkan bahwa orang difabel bukan untuk dikasihani, tetapi dibangkitkan kemandirian dan potensinya," kata Robby.

Sugianto sendiri berharap, Pemerintah Kabupaten Pamekasan memberikan perhatian kepada Persam. Sebab, selama ini tidak ada perhatian sama sekali kepada pemain. Bahkan, terkesan dapat diskriminasi.

"Kami saat mau silaturahim dengan bupati saja, tak dapat tanggapan. Baru ketika sudah mau berangkat ke Jakarta ikut pemusatan latihan ada perhatian dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pamekasan," ungkap Sugianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Surabaya
Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Surabaya
Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Surabaya
Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Surabaya
Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com