Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Marhaen: 2.929 Hewan di Nganjuk Terkena PMK, 1.069 Ternak Sembuh

Kompas.com - 20/06/2022, 21:27 WIB
Usman Hadi ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, masih masif. Tercatat sudah ribuan ternak yang terpapar PMK.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menuturkan, berdasarkan data yang dimilikinya tercatat ada 2.929 hewan ternak di Kabupaten Nganjuk yang terjangkit wabah PMK.

Baca juga: Curi HP untuk Sekolah Daring Anaknya, Penjual Kue Keliling di Nganjuk Bebas Lewat Restorative Justice

Namun Kang Marhaen, sapaan akrab Marhaen Djumadi, tak memerinci 2.929 hewan ternak tersebut.

“Di data saya 2.929 yang terkena (PMK), alhamdulillah yang sembuh kurang lebih 1.069 ternak, yang meninggal delapan, sisanya masih sakit,” jelas Kang Marhaen kepada wartawan, Senin (20/6/2022).

Untuk menanggulangi wabah PMK, Pemkab Nganjuk bakal mengalokasikan anggaran melalui belanja tidak terduga (BTT).

“Karena ini juga mewabah seluruh Indonesia, sehingga anggaran kita coba untuk geser ke BTT, untuk mempercepat akselerasi penanganan PMK di Kabupaten Nganjuk,” kata dia.

Selain mengupayakan BTT, Pemkab Nganjuk akan mengajukan sekitar 5.000 dosis vaksin PMK ke pemerintah pusat.

“Kita mengajukan kurang lebih ya 5.000, biar nanti cepat ya (penanganannya),” tuturnya.

Tutup Pasar Sapi dan Kambing

Untuk memutus rantai penyebaran PMK, Pemkab Nganjuk masih menutup pasar sapi dan kambing di wilayah Kota Bayu.

“Kita lockdown pasar hewan, kita lockdown ya. Kemudian kita juga semprot (disinfektan) semuanya,” sebut Kang Marhaen.

Baca juga: 2 Calon Jemaah Haji Asal Nganjuk Dikabarkan Meninggal, Ini Penjelasan Kemenag

Pemkab Nganjuk, kata Marhaen, juga telah mengerahkan petugas dari Dinas Pertanian untuk door to door mendatangi petani atau peternak yang hewan ternaknya terpapar PMK.

“Yang punya ternak lagi kena PMK langsung diberi vitamin-vitamin, sambil menunggu vaksin dari pusat,” bebernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com