Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Kompas.com, 2 Mei 2024, 15:36 WIB
Usman Hadi ,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Sejumlah ruang kelas di Madrasah Tsanawiah (MTs) Ki Ageng Ngaliman di Dusun Ngemplak, Desa Sudimoroharjo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kondisinya memprihatinkan.

Dari tiga ruang kelas yang ada, hanya satu yang kondisinya bisa disebut layak, itu pun plafon banyak yang jebol dan atapnya bocor. Bahkan, hampir semua kerangka kayu juga terlihat lapuk, akibat dimakan usia.

Kondisi ini membuat sejumlah siswa was-was, takut atap ruang kelas tersebut roboh menimpa para murid MTs Ki Ageng Ngaliman.

“Kami takut plafonnya runtuh. Apalagi saat hujan tiba, bocoran air membasahi meja dan bangku para siswa," ucap salah satu siswa kelas IX MTs Ki Ageng Ngaliman Wilangan, Airin Ria Putri, Kamis (2/5/2024).

Baca juga: Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Menurut Putri, para siswa MTs Ki Ageng Ngaliman pun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman saat berlangsung proses belajar dan mengajar. Terkadang mereka mengungsi di rumah penduduk, kadang pula di balai pelatihan kerja di desa setempat.

"Jadi kalau hujan, seluruh siswa dikumpulkan jadi satu, akibatnya pembelajaran kurang efektif," tuturnya.

Baca juga: Taman Monumen Marsinah Akan Dibangun di Nganjuk

"Kalau ujian (berbasis online) kami juga harus pergi ke laboratorium balai pelatihan kerja. Kadang kala biar kami cepat sampai ke laboratorium, kami harus menerobos lahan perkebunan," kata Putri.

Kepala MTs Ki Ageng Ngaliman, Nurwaji (55) membenarkan bahwa sejumlah sarana dan prasarana di sekolah yang dipimpinnya butuh perbaikan.

"Kondisi sekolah rusak sudah sejak lima tahun lalu. Tiga ruang kelas yang dihuni 51 siswa itu atapnya bocor, kayunya banyak yang lapuk," ungkap Nurwaji.

Nurwaji mengaku khawatir dengan kondisi anak didiknya saat melakukan kegiatan belajar di ruang kelas yang atapnya rusak.

Namun, kata dia, tidak ada pilihan lain karena proses kegiatan belajar mengajar tetap harus berlangsung.

“Kami khawatir dengan keselamatan para anak didik. Karenanya saat hujan tiba, kami ajak anak-anak untuk mengikuti pembelajaran di laboratorium balai pelatihan kerja, kadang juga di rumah mbah kiai samping sekolah," sebut Nurwaji.

Menurut Nurwaji, sejumlah upaya telah ditempuh oleh pihak sekolah. Salah satunya dengan mengajukan rehabilitasi ke Kantor Kementrerian Agama (Kemenag) Kabupaten Nganjuk. Akan tetapi belum ada tindak lanjut atas pengajuan tersebut.

“Kita punya niatan untuk memperbaiki, namun anggarannnya belum ada. Kita juga pernah mengajukan rehabilitasi, namun jawabannya disuruh nunggu. Kemarin juga ada tim ke sini, juga sudah ngukur, sudah acc. Namun kita tunggu satu tahun juga belum ada jawaban," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau