Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Minta Pemkab Lumajang Lebih Serius Tangani PMK, Ini Kata Bupati Thoriqul Haq

Kompas.com - 10/06/2022, 07:12 WIB
Miftahul Huda,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang mulai buka suara melihat semakin masifnya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sejumlah fraksi di DPRD Lumajang menilai langkah Pemkab Lumajang menangani PMK belum maksimal.

Baca juga: Ada Penyintas Erupsi Semeru Tidak Kebagian Huntap, Ini Kata Bupati Lumajang

Hal ini terbukti dari jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK telah menembus angka 3.000 ekor lebih. Sedangkan jumlah hewan yang sembuh, mati, dijual maupun potong paksa beberapa hari terakhir tidak lagi dibuka ke publik.

Seakan, data itu sengaja dirahasiakan agar masyarakat tidak panik. Padahal, data itu sangat penting sebagai acuan penanganan yang akurat.

Ketua Fraksi Demokrat Idris Marzuqi mengatakan, banyak peternak yang semakin khawatir dengan penyebaran wabah PMK. Sebab, banyak sapi yang telah mati.

Padahal, bagi mereka sapi-sapi itu jadi satu-satunya penghidupan mereka.

“Saya berharap Pemkab Lumajang lebih serius menangani PMK. Beberapa kali disampaikan bahwa PMK bisa sembuh, tapi masyarakat hampir setiap hari melihat ada sapi yang mati," kata Idris di Lumajang, Kamis (9/6/2022).

Senada dengan Idris, anggota DPRD Fraksi PKS Muhammad Hasan mengatakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang seharusnya melaporkan perkembangan kasus secara berkala dan terbuka.

Menurutnya, selain memberitahukan upaya yang dikerjakan pemerintah. Hal itu bertujuan untuk memberikan kewaspadaan lebih kepada masyarakat untuk lebih disiplin menjaga hewan ternaknya.

"Mohon Bapak Bupati lebih serius lagi, kasihan masyarakat, kita tahu banyak dari warga Lumajang yang menggantungkan hidupnya dari beternak," ujar Hasan.

Menanggapi hal itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan, pemerintah telah bekerja secara maksimal mengatasi PMK.

Mulai dari pembentukan Satuan Tugas (Satgas) PMK hingga menerjunkan dokter hewan ke kandang-kandang warga telah dijalankan.

Namun, percepatan penyebaran PMK melebihi jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki ditengarai sebagai faktot utama lambannya penanganan.

Selain itu, obat-obatan dan vaksin yang telah dijanjikan Kementerian Pertanian juga tidak kunjung didapatkan peternak.

Thoriq menyampaikan pihaknya berencana akan menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk tangani wabah PMK.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK, Semua Pintu Masuk Lumajang Dijaga Ketat 24 Jam

Anggaran tersebut disiapkan untuk membeli obat antibiotik, vitamin, dan cairan disenfektan. Obat-obatan itu akan diberikan secara gratis kepada para peternak.

"Saya sudah mengeluarkan instruksi untuk mengeluarkan dana BTT, sekarang vaksin sedang dibuat," ujar Thoriq di Lumajang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Surabaya
Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Surabaya
WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

Surabaya
Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Surabaya
11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Surabaya
Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Surabaya
Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Surabaya
Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com