Dari pengalaman mengikuti berbagai kejuaraan MHQ tingkat nasional dan internasional, Ning Nida dapat menyimpulkan bahwa seorang yang memahami standar MHQ memiliki banyak keunggulan.
"Orang kalau membaca Al Quran bisa di MHQ itu nilai plus. Pasti pembacaannya lancar. Tapi kadang orang lancar ikut semaan ke mana-mana, belum tentu di MHQ hafalannya jalan," ujar Ning Nida.
Baca juga: Uang Rp 84 Juta di Rekening Nasabah Trenggalek Lenyap Setelah Dapat Telepon Ini
Saat ini, Ning Nida merupakan pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kedungbajul kecamatan Durenan Trenggalek.
Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Kiai Ibnu Mu’thi dengan Ibu Nyai Siti Munawarah.
Ning Nida mulai menghafal Al Quran di usia 15 tahun, kemudian diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun yakni di tahun 2017.
Pada awalnya, di tahun 2015, Ning Nida diminta oleh kiai-nya untuk mengikuti lomba MHQ tafsir Bahasa Arab. Karena masih awal dan merasa kurang mampu, Ning Nida menolak.
Karena desakan Kiai sampai tiga kali meminta agar Ning Nida Ikut lomba MHQ, akhirnya dia pun menurut.
"Akhirnya karena sungkan, saya akhirnya mau. Jadi saya memulai ikut lomba MHQ sejak 2015," ujar Ning Nida.
Baca juga: Peredaran 16,9 Kg Ganja di Jatim Digagalkan, 3 Tersangka Ditangkap
Selain berkiprah di perlombaan nasional, Ning Nida juga beberapa kali mengikuti lomba MHQ tingkat internasional di berbagai negara, yakni di Jordania tahun 2017 dan Uni Emirat Arab (UEA) tahun 2020.
Pencapaiannya dalam lomba hafalan 30 juz di Rusia dalam ajang MHQ the 4th Holy Quran Recitation Competition tersebut merupakan pencapaiannya yang tertinggi, yakni juara 1.
Sementara itu, menindaklanjuti keinginan Ning Nida untuk mengembangkan standardisasi bacaan Al Quran di Trenggalek, Bupati akan berkomunikasi dengan pihak Kementerian Agama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.