SUMENEP, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memantau hewan ternak di rumah-rumah warga, imbas wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Selain memantau langsung kesehatan hewan ternak yang dipelihara warga, mereka juga memberikan edukasi soal PMK hingga cara mencegahnya.
“Kami melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang PMK kepada peternak, salah satunya di Desa Batudinding Kecamatan Gapura, untuk bersama-sama mencegah virus PMK yang menyerang hewan ternak di beberapa wilayah di Jawa Timur agar tidak masuk ke Kabupaten Sumenep,” kata Kepala DKPP Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto, Jumat (12/5/2022).
Baca juga: 328 Calon Jemaah Haji Asal Sumenep Berangkat Tahun Ini, Jemaah Diminta Lunasi Pembayaran
Arif menjelaskan, pihaknya meminta agar peternak memeriksa kondisi kesehatan fisik hewan ternaknya.
Selain itu, peternak diharapkan senantiasa menjaga kebersihan kandang, pakan, dan vitamin, sehingga tidak mudah terpapar virus PMK.
Baca juga: Pedagang Sapi di Sumenep Terancam Rugi Imbas Akses Keluar Masuk Hewan Ternak Ditutup
Peternak yang mendapati hewannya mengalami gejala PMK diminta segera melapor ke DKPP Kabupaten Sumenep.
Gejala PMK yang disebut Arif, di antaranya seperti demam tinggi 39-41 derajat Celsius, keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa.
"Terus gejala lainnya seperti luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar dan napas cepat," kata dia.
Baca juga: Gempa M 3,9 Guncang Sumenep, BPBD: Tak Ada Dampak Kerugian dan Kerusakan