Apalagi, lanjut dia, DKPP Sumenep, sudah menerbitkan Surat Edaran untuk menutup akses keluar masuk hewan ternak dari dan ke luar Madura dengan tidak mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Pihaknya berkomitmen untuk memperketat lalu lintas perdagangan ternak lintas Kabupaten antar daerah di Pulau Madura.
Terpisah salah seorang peternak hewan Desa Batudinding Kecamatan Gapura Fathorrahman menambahkan, dirinya akan melakukan perawatan kandang rutin untuk menghindari PMK.
Peternak yang memiliki sapi dan kambing tersebut mengaku rutin melakukan pembersihan kandang yang dilakukan setiap pagi dan sore.
"Saya selalu membersihkan kandang tiap pagi dan sore, karena baru mendengar ada penyakit PMK, jadi sebagai kewaspadaan dengan menjaga kandang tetap bersih,” kata Fathorrahman.
Baca juga: Imbas Wabah PMK, Pasar Hewan di Aceh Tamiang Ditutup
Fathorrahman sendiri memiliki ternak sapi sebanyak 22 ekor dan kambing sebanyak 32 ekor.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dari DKPP Sumenep, semua ternak dalam kondisi sehat dan tidak ditemukan gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kendati dalam ancaman kerugian, ia menegaskan tak akan menjual hewan ternak miliknya di tengah wabah PMK yang kian meluas di sejumlah daerah di Jawa Timur.
"Belum ada kepikiran (untuk menjual), sekarang fokus untuk mengantisipasi agar virus (PMK) tidak sampai (menjangkit)," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.