Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Perguruan Silat, Akademisi: Perasaan Kolektif Memicu Konflik

Kompas.com - 13/03/2022, 13:30 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Seorang pria meninggal saat bentrok antarperguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (10/3/2022) dini hari.

Jumlah massa yang terlibat mencapai 1.000 orang.

Selain satu orang meninggal, 21 warga terluka dan 15 di antaranya dirawat di Puskesmas Pesanggaran serta 6 orang dirawat di Puskesmas Kebondalem.

Pada Kamis pagi sekitar pukul 06.00 WIB, suasana kondusif setelah kedua belah pihak kembali ke markas masing-masing.

Baca juga: Soal Bentrok Perguruan Silat di Banyuwangi, Warga: Yang Paling Dirasakan Itu Trauma

Usai bentrokan, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani langsung menemui kedua kubu perguruan silat yakni Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Pagar Nusa (PN), di Mapolsek Bangorejo.

Ipuk meminta kedua belah pihak menahan diri dan saling menjaga kondusifitas di internal masing masing pergurian.

Sementara itu bentrokan yang melibatkan dua perguruan tinggi itu membuat masyarakat sekitar trauma.

Ketua RT setempat, Purnadi mengatakan bentrokan pertama terjadi pada Rabu (9/3/2022) sore dan berlanjut hingga malam hari.

"Yang pertama, yang jelas keamanan (terganggu). Kalau korban harta, sampean cek sendiri, ya enggak seberapa lah. Yang paling dirasakan itu korban trauma, (jangan terjadi lagi) ya harapannya seperti itu," kata dia.

Baca juga: 1 Orang Tewas dalam Bentrok Perguruan Silat di Banyuwangi

Tanggapan akademisi

Satu unit motor matic diangkut kepolisian untuk penyelidikan penyebab bentrok antara dua perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/3/2022).KOMPAS.COM/AHMAD SU'UDI Satu unit motor matic diangkut kepolisian untuk penyelidikan penyebab bentrok antara dua perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/3/2022).
Terkait tawuran antar perguruan silat di Banyuwangi, Nurul Hidayat, dosen Fisip Universitas Jember mengatakan jika terjadi kekerasan kolektif maka ada krisis identitas.

Ia mengatakan apapun organisasinya, sebuah kelompok butuh area aktualisasi di masyarakat.

"Setiap orang punya energi dari dalam untuk eksis. Ini sudah alamiah. Jika bakat yang sama ini muncul di sejumlah orang maka ada bakat kolektif. Dan jika bakat kolektif sudah masuk ke ranah publik, maka harus ada perhatian khusus," jelas Nurul saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/3/2022).

Baca juga: Tawuran Pemuda di Ambon, 2 Orang Kena Luka Bacok, 4 Mobil Rusak Dilempar Batu

"Karena itu semakin besarnya sebuah organisasi harus diirini dengan wise. Kalo hanya berhenti di satu dua orang saja mungkin tidak bahaya. Tapi bakat kolektif yang mendapat dukungan besar akan membuka banyak pintu besar yang memicu konflik," tambahnya.

Ia mencontohkan konflik yang muncul adalah persaingan, perasaan tidak dianggap, tidak memiliki arena bahkan persaingan untuk mendapatkan arena di masyarakat.

Menurutnya organisasi, termasuk perguruan silat, embrionya adalah gagasan yang kemudian "membelah" dan kemudian dilembagakan

Baca juga: Tawuran Pemuda di Ambon, 2 Orang Jadi Korban, Salah Satunya Terluka Tusuk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Surabaya
Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Surabaya
Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Surabaya
Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Surabaya
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Surabaya
Pj Bupati Probolinggo Geram Portal Penghalang Kendaraan Overload Rusak

Pj Bupati Probolinggo Geram Portal Penghalang Kendaraan Overload Rusak

Surabaya
Siswi SMP di Malang Korban Penyebaran Foto Syur Masih Trauma dan Sempat Tak Mau Sekolah

Siswi SMP di Malang Korban Penyebaran Foto Syur Masih Trauma dan Sempat Tak Mau Sekolah

Surabaya
Reka Ulang Kasus Pemuda di Lamongan Tewas Usai Makan Seblak Dicampur Racun Tikus

Reka Ulang Kasus Pemuda di Lamongan Tewas Usai Makan Seblak Dicampur Racun Tikus

Surabaya
Kasus Korupsi Proyek Kolam Renang Rp 1,5 M, Jaksa Panggil Anggota DPRD Madiun

Kasus Korupsi Proyek Kolam Renang Rp 1,5 M, Jaksa Panggil Anggota DPRD Madiun

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 175 Juta, Kades di Tulungagung Ditahan

Korupsi Dana Perbaikan Jalan Rp 175 Juta, Kades di Tulungagung Ditahan

Surabaya
Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com