BANYUWANGI, KOMPAS.com - Warga Dusun Sidomukti, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tak ingin ada lagi bentrok antar perguruan silat di lingkungan mereka.
Hal itu disampaikan Ketua RT setempat Purnadi di lokasi bekas kejadian yang kini telah kondusif, Jumat (11/3/2022).
Ia mengatakan, warganya tak tahu apa yang menjadi biang masalah terjadinya bentrok antara dua perguruan silat tersebut.
Atas kejadian yang mengagetkan warganya itu, Purnadi berharap tawuran seperti itu tak terjadi lagi.
"Yang pertama, yang jelas keamanan (terganggu). Kalau korban harta, sampean cek sendiri, ya enggak seberapa lah. Yang paling dirasakan itu korban trauma, (jangan terjadi lagi) ya harapannya seperti itu," kata Purnadi di lokasi, Jumat.
Baca juga: Angka Stunting di Banyuwangi Meningkat, Dinkes Ungkap Penyebabnya
Ia menjelaskan, bentrok antara dua kubu di dusun tersebut terjadi pertama kali pada Rabu (9/3/2022) sore.
Bentrokan kedua terjadi pada Rabu malam. Purnadi tak melihat sendiri peristiwa tersebut.
Pada Kamis (10/3/2022), bentrokan kembali terjadi menjelang subuh. Akibatnya, seorang anggota perguruan pencak silat meninggal dan beberapa orang luka.
Ia mengatakan, banyak warga yang merasa ketakutan dan tak ingin peristiwa itu terulang.
"Sebab kita, warga, sebenarnya tidak tahu-menahu masalah dari kedua belah pihak. Kita hanya kena imbas, masalahnya apa kita juga tidak tahu," kata Purnadi.
Pantauan di lapangan, masyarakat Dusun Sidomukti, Desa Sukorejo, beraktivitas sebagaimana biasa.
Sementara personel keamanan berjaga di sejumlah titik, seperti kantor kepala desa, rumah warga, dan persimpangan jalan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.