Surontani yang murka lantah mengirim utusan untuk menyusul Panembahan Senopati ke Mataram.
Selain itu, Surontani juga menggelar pertunjukan adu kekuatan yang dikemudian hari disebut Tiban.
Pertunjukan itu bertujuan untuk hiburan rakyat sekaligus siasat Surontani untuk mencari bibit unggul untuk membentuk prajurit.
Saat pertunjukan itu, daerah wajak sedang didera kemarau panjang. Saat menyaksikan pertunjukan, warga juga berdoa dan berharap hujan turun.
Benar saja, di akhir pertunjukan adu kekuatan itu hujan deras pun turun. Sejak saat itu, Tiban biasa digelar saat terjadi kemarau.
Gerakan dalam Tari Tiban ini tidak jauh dari pola gerakan dua orang yang sedang bertarung.
Secara umum, gerakan Tari Tiban dapat digolongkan dalam beberapa unsur, yaitu:
- Gerak Mlaku
Gerak mlaku atau gerak berjalan, yaitu berjalan untuk mendekati lawan sambil menikmati suara gendhing yang mengiringi.
Selama gerak mlaku ini, para penari tiban atau peniban harus selalu waspada terhadap serangan lawan.
- Gerak Mecut
Tiban dilakukan dalam bentuk mencambuk atau mecut lawan dengan menggunakan lidi aren yang diikat atau disatukan.
Sehingga, gerak mecut dalam hal ini adalah gerakan peniban saat mencambukkan cambuk yang dipegang ke arah lawan.
- Gerak Ancang-ancang
Ancang-ancang dalam bahasa Indonesia berarti bersedia atau persiapan. Dalam gerakan ini, peniban akan bersiap untuk menangkis cambukan lawan.