Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Tiban, Tradisi Masyarakat Tulungagung Meminta Hujan

Kompas.com - 26/02/2022, 16:26 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Tiban atau Tari Tiban merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat untuk meminta hujan.

Tari Tiban berasal dari Desa Wajak, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.

Meski demikian, Ritual Tiban juga berkembang di pesisir selatan Jawa Timur lain seperti Trenggalek, Blitar, hingga Kediri.

Karena diselenggarakan dengan maksud meminta hujan, maka tradisi Tiban biasanya digelar pada musim kemarau.

Tiban dilakukan dalam bentuk adu kekuatan antara dua kelompok yang masing-masing membawa senjata berupa cambuk dari lidi daun aren.

Kata Tiban sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu “tiba” yang artinya jatuh, atau sesuatu yang tiba-tiba jatuh.

Dalam konteks kesenian Tiban ini, yang jatuh atau tiba-tiba jatuh adalah air hujan sebagai hasil dari ritual Tiban itu sendiri.

Sejarah Tari Tiban

Ada beberapa versi yang menjelaskan terkait sejarah Tiban ini. Versi sejarah itu tergantung pada klaim dari mana tradisi ini bermula.

Bagi yang meyakini Tiban berasal dari Kediri, misalnya. Maka sejarah Tiban akan berkaitan dengan Kerajaan Kediri.

Namun demikian, masyarakat di Desa Wajak, Tulungagung meyakini bahwa Tiban merupakan kebudayaan asli mereka.

Disebutkan bahwa Tiban muncul pada masa Adipati Nilo Suwarno atau Surontani II di Katumenggungan Wajak.

Surontani II ini merupakan cucu dari Ki Juru Mertani, sebagai salah satu yang turut mendirikan kesultanan Mataram Islam dengan Panembahan Senopati sebagai penguasa pertamanya.

Pengangkatan Surontani II sebagai penguasa di Katumenggungan Wajak digelar secara besar-besaran dengan dihadiri Panembahan Senopati.

Namun penobatan itu diwarnai isu yang kurang sedap dan tidak diketahui kebenarannya.

Isu itu berasal dari Dewi Roro Pilang, putri Surontani II yang mengaku dihamili oleh Panembahan Senopati.

Surontani yang murka lantah mengirim utusan untuk menyusul Panembahan Senopati ke Mataram.

Selain itu, Surontani juga menggelar pertunjukan adu kekuatan yang dikemudian hari disebut Tiban.

Pertunjukan itu bertujuan untuk hiburan rakyat sekaligus siasat Surontani untuk mencari bibit unggul untuk membentuk prajurit.

Saat pertunjukan itu, daerah wajak sedang didera kemarau panjang. Saat menyaksikan pertunjukan, warga juga berdoa dan berharap hujan turun.

Benar saja, di akhir pertunjukan adu kekuatan itu hujan deras pun turun. Sejak saat itu, Tiban biasa digelar saat terjadi kemarau.

Gerakan Tari Tiban

Ilustrasi jenang dawet, yang menjadi sajian wajib saat pelaksanaan Tiban.Shutterstock/Ketut Mahendri Ilustrasi jenang dawet, yang menjadi sajian wajib saat pelaksanaan Tiban.
Gerakan dalam Tari Tiban ini tidak jauh dari pola gerakan dua orang yang sedang bertarung.

Secara umum, gerakan Tari Tiban dapat digolongkan dalam beberapa unsur, yaitu:

- Gerak Mlaku

Gerak mlaku atau gerak berjalan, yaitu berjalan untuk mendekati lawan sambil menikmati suara gendhing yang mengiringi.

Selama gerak mlaku ini, para penari tiban atau peniban harus selalu waspada terhadap serangan lawan.

- Gerak Mecut

Tiban dilakukan dalam bentuk mencambuk atau mecut lawan dengan menggunakan lidi aren yang diikat atau disatukan.

Sehingga, gerak mecut dalam hal ini adalah gerakan peniban saat mencambukkan cambuk yang dipegang ke arah lawan.

- Gerak Ancang-ancang

Ancang-ancang dalam bahasa Indonesia berarti bersedia atau persiapan. Dalam gerakan ini, peniban akan bersiap untuk menangkis cambukan lawan.

Posisinya berupa kaki yang pasng kuda-kuda dengan tubuh yang condong ke depan.

Tangannya memegang cambuk, yang nanti bisa digunakan menangkis cambukan lawan.

- Ngece

Ngece merupakan bahasa keseharian masyarakat Wajak, Tulungagung, yang artinya mengejek.

Dalam Tiban, peniban akan melakukan gerakan atau mimik wajah ejekan untuk memanas-manasi lawan.

Selain gerakan-gerakan, itu, Tiban juga memiliki gerakan lain seperti mbabat dan petrukan.

Gerakan mbabat sama seperti petani yang sedang memangkas rumput, sedangkan petrukan merupakan gerakan menirukan petruk dalam tokoh pewayangan.

Tari Tiban biasanya juga dilengkapi dengan sesaji, dengan jenang dawet sebagai sajian utamanya.

Minuman jenang dawet tiban diminum sebelum prosesi, dengan maksud agar tidak menimbulkan rasa sakit pada para peniban.

Sumber:
ISI-SKA.ac.id
UM.ac.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com