Raden Kusuma lantas dianggap telah berkorban dan menjadi penyelamat saudara-saudaranya yang lain.
Sejak saat itu, keturunan Rara Anteng dan Jaka Seger selalu memberikan sesembahan setiap bulan Kasada hari ke-14, yang sekarang dikenal dengan nama Upacara Kasada atau Yadnya Kasada.
Sebagaimana kisah legenda yang melatarbelakanginya, tujuan Yadnya Kasada ini tidak jauh dari memohon keselamatan.
Masyarakat Tengger akan memberikan sesembahan kepada para Dewa sebagai bentuk penghormatan.
Selain itu, mereka juga memohon agar hasil panen selalu berlimpah, serta dijauhkan dari musibah dan bahaya.
Tak hanya itu, upacara ini juga untuk memperingati pengorbanan Raden Kusuma yang menyelamatkan saudara-saudaranya.
Pelaksanaan Upacara Kasada dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu puja Purkawa, Manggala upacara, Ngulat umat, Tri Sandiya, Muspa, Pembagian Bija, Diksa Widhi, dan penyerahan sesaji di kawah Bromo.
Proses upacara dimulai pada Sadya Kala Puja dan berakhir pada Surya Puja.
Masyarakat Tengger beramai-ramai menuju Gunung Bromo untuk mengantarkan sesaji berupa hasil ternak dan pertanian ke Pura Luhur Poteng Agung.
Selama pelaksanaan, Rama Dukun Pandita akan merapal Japa Mantera, yang isinya mendoakan keselamatan seluruh alam semesta.
Sumber:
Probolinggokab.go.id
Grid.id