Batik Mawar Putih, yang diwarisi dari ibunda Santika yang bernama Elisabeth Sujiati itu merupakan salah satu contoh usaha kecil berbasis kerajinan tradisional mampu memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Bukan hanya pemasaran, kemudahan bertukar informasi dan berkomunikasi secara multimedia benar-benar dimanfaatkan oleh Yogi dan Santika.
"Orang membeli kemeja batik ke kami itu meskipun hanya satu potong bisa minta motif sesuai keinginan, jadi kami melayani batik custom. Biasanya modifikasi dari motif yang sudah ada," ujar Yogi.
Untuk pembeli kain atau pun kemeja batik custom, maka diperlukan tahapan approving, motif final yang dimintakan persetujuan dari pembeli. Proses inilah yang menjadi lebih mudah dengan kemajuan teknologi.
"Saya cukup mengirimkan gambar motif yang dikehendaki pembeli dalam bentuk file gambar melalui email. Begitu pembeli setuju, proses pembuatan kami kerjakan," jelas pria berlatar belakang pembuat video dokumenter itu.
Baca juga: BPCB Jatim Mulai Ekskavasi Situs Karangtengah, Diduga Bekas Permukiman Era Majapahit di Blitar
Justin Holiday bukanlah orang asing pertama yang memesan busana batik dari Batik Mawar Putih, usaha yang belum genap berusia 3 tahun itu.
Sebelumnya, Santika dan Yogi sudah puluhan kali mengirimkan kemeja batik tulis buatan Batik Mawar Putih ke sejumlah pembeli dari beberapa negara di luar negeri, misalnya, Dubai, Malaysia dan Singapura.
Yogi mengatakan, pembeli melihat batik tulis bukan sebagai produk massal tapi lebih sebagai barang yang memiliki nilai seni.
Tidak jarang pembeli dari luar negeri harus membayar biaya pengiriman yang lebih mahal dari harga kemeja atau kain batik yang mereka beli.
"Tapi biasanya mereka menyesuaikan dengan ongkos kirim dengan berat tertentu, kebanyakan beratnya 5 kilogram, isinya sekitar 4 potong kemeja batik," kata Yogi.
Baca juga: BPCB Jatim Mulai Ekskavasi Situs Karangtengah, Diduga Bekas Permukiman Era Majapahit di Blitar
Yogi mengungkapkan, kemeja batik berbahan batik tulis buatan Batik Mawar Putih kebanyakan dihargai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
Harga bisa lebih tinggi dari Rp 2 juta jika ada pesanan khusus yang meminta bahan-bahan yang lebih mahal dengan motif yang lebih rumit pengerjaannya.
Untuk kain batik tulis, harganya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta per lembar ukuran 2,25 meter x 1,5 meter.
"Bisa sampai Rp 2 juta atau lebih sebenarnya. Tergantung kain, pewarna, dan motifnya," tambah Yogi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.