Hal itu berkaitan dengan masuknya tentara Belanda dan sekutu yang ingin menguasai Indonesia pasca kemerdekaan.
Belanda mulai masuk ke wilayah delta Sungai Berantas, termasuk Sidoarjo pada bulan Maret 1946.
Dalam waktu singkat, Belanda berhasil menduduki wilayah Gedangan, yang sekarang masuk dalam salah satu kecamatan di Sidoarjo.
Keberhasilan Belanda menduduki Gedangan itu, membuat pemimpin kabupaten memindahkan pusat perintahan Sidoarjo ke daerah Porong.
Hanya saja, Belanda semakin merangsek dan mendekati pusat pemerintahan di Porong, sehingga pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dipindah lagi ke Jombang.
Belanda akhirnya berhasil membentuk pemerintahan di Sidoarjo seperti pada masa kolonial dahulu.
Saat Belanda membentuk Negara Jawa Timur pada 1948, Sidoarjo pun masuk ke dalam salah satu bagian dari negara tersebut.
Wilayah Sidoarjo akhirnya kembali ke pangkuan Republik Indonesia seiring dengan hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundah pada akhir Desember 1949.
Baca juga: 8 Fakta Menarik Surabaya, Kota Termacet di Indonesia yang Kalahkan Jakarta
Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yang perkembangannya cukup pesat.
Perkembangan Sidoarjo yang begitu pesat ini ditunjang potensi wilayah Sidoarjo yang besar terutama dalam bidang industri, perdagangan, pariwisata, hingga usaha kecil.
Potensi-potensi tersebut mendorong Sidoarjo menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional.
Secara geografis, Sidoarjo berbatasan dengan Surabaya dan Gresik di utara, Pasuruan di selatan, Mojokerto di barat, dan Selat Madura di timur.
Secara hidrologi, Sidoarjo terletak di antara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang Kali Brantas.
Baca juga: 15 Bakso di Sidoarjo yang Terkenal Enak, Ada Bakso Cak Pitung
Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sidoarjo tahun 2022 ditetapkan sebesar rp 4.368.581,85.
UMK Sidoarjo 2022 itu mengalami kenaikan sebesar Rp 75.000 dari UMK tahun 2021 sebesar Rp 4.293.581,85.
Penetapan UMK Sidoarjo 2022 itu dilakukan mengacu kepada kebutuhan hidup layak di Kabupaten Sidoarjo.
Kabupaten Sidoarjo juga dikenal dengan julukan Kota Bandeng dan Kota Udang.
Baik bandeng maupun udang itu terdapat pada lambang Kabupaten Sidoarjo, di mana keduanya didesain membentuk huruf “S”.
Julukan Kota Bandeng dan Udang ini bermula dari keduanya yang merupakan hasil tambak utama di Kabupaten Sidoarjo.
Adapun lambang Kabupaten Sidoarjoo secara umum berbentuk segilima yang sisinya berbentuk kurung kurawal.
Bentuk segilima ini melambangkan falsafah Pancasila yang mengandung arti masyarakat Sidoarjo sudah menerapkan nilai-nilai luruh Pancasila dalam kehidupan.