Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Fakta Menarik Sidoarjo, Kabupaten yang 19 Desanya Tenggelam karena Tragedi Lumpur Lapindo

Kompas.com - 31/01/2022, 11:33 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Pada hari ini, 31 Januari, ditetapkan dan diperingati sebagai Hari Jadi Sidoarjo yang memiliki motto “Sidoarjo Bersih Hatinya” ini.

Sidoarjo termasuk daerah industri di Jawa Timur, sekaligus sebagai daerah penyangga Kota Surabaya yang sering disebut Gerbangkertosusila.

Gerbangkertosusila adalah akronim dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan.

Baca juga: Biaya dan Cara Membuat SKCK Online Sidoarjo

Sejalan dengan hari jadinya pada hari ini, Senin (31/1/2022), berikut ini 7 fakta menarik Sidoarjo yang harus diketahui:

1. Pusat Kerajaan Jenggala

Sidoarjo di masa lalu dipercaya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala yang berdiri pada periode 1042-1135 Masehi.

Kerajaan Jenggala sendiri merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang merupakan pecahan dari Kerajaan Kahuripan yang didirikan oleh Raja Airlangga.

Diketahui, di masa tuanya Raja Airlangga membagi Kerajaan Kahuripanmnejadi dua, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kadiri.

Kerajaan Jenggala sendiri menduduki bekas pusat Kerajaan Kahuripan, yaitu di lembah Gunung Penanggungan, sekitar Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto, Jawa Timur.

Pada perkembangannya, kedua kerajaan pecahan Kahuripan ini terlibat dalam perang saudara yang berkepanjangan.

Akhirnya pada tahun 1130, Kerajaan Jenggala harus mengakui keunggulan Kerajaan Kediri, tepatnya saat diperintah oleh Raja Jayabaya.

Sejak ditaklukkan, wilayah Jenggala menjadi bawahan Kediri, dan berikutnya menjadi bawahan Kerajaan Majapahit.

2. Hari Jadi Sidoarjo

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Hari Jadi Sidoarjo ditetapkan pada tanggal 31 Januari 1859.

Tanggal tersebut berkaitan dengan keputusan pemerintah Hindia Belanda yang membagi Kabupaten Surabaya menjadi dua.

Sebelumnya, pada masa Hindia Belanda wilayah Sidoarjo disebut dengan nama Sidokare dan merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya.

Pada periode pertengahan 1850-an, Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama Raden Ngabehi Djojohardjo.

Pada tahun 1859, pemerintah Hindia Belanda melalui keputusan Nomor 9/1859 Staatsblad No. 6 yang diteken tanggal 31 Januari 1859 membagi Kabupaten Surabaya menjadi dua.

Daerah pecahan Kabupaten Surabaya itu pertama adalah Kabupaten Surabaya, dan kedua Kabupaten Sidokare.

Namun pada tanggal 28 Mei 1859, nama Sidokare yang berkonotasi kurang baik diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.

Maka, 31 Januari 1859 sebagai Hari Jadi Sidoarjo berkaitan dengan pemecahan Kabupaten Surabaya menjadi Surabaya dan Sidokare oleh Hindia Belanda.

Baca juga: 11 SMA Terbaik di Sidoarjo Berdasarkan Nilai UTBK 2021

3. Pusat Pemerintahan Pernah Pindah ke Jombang

Dalam perkembangannya, pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo sempat berpindah ke Jombang, Jawa Timur.

Hal itu berkaitan dengan masuknya tentara Belanda dan sekutu yang ingin menguasai Indonesia pasca kemerdekaan.

Belanda mulai masuk ke wilayah delta Sungai Berantas, termasuk Sidoarjo pada bulan Maret 1946.

Dalam waktu singkat, Belanda berhasil menduduki wilayah Gedangan, yang sekarang masuk dalam salah satu kecamatan di Sidoarjo.

Keberhasilan Belanda menduduki Gedangan itu, membuat pemimpin kabupaten memindahkan pusat perintahan Sidoarjo ke daerah Porong.

Hanya saja, Belanda semakin merangsek dan mendekati pusat pemerintahan di Porong, sehingga pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dipindah lagi ke Jombang.

Belanda akhirnya berhasil membentuk pemerintahan di Sidoarjo seperti pada masa kolonial dahulu.

Saat Belanda membentuk Negara Jawa Timur pada 1948, Sidoarjo pun masuk ke dalam salah satu bagian dari negara tersebut.

Wilayah Sidoarjo akhirnya kembali ke pangkuan Republik Indonesia seiring dengan hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundah pada akhir Desember 1949.

Baca juga: 8 Fakta Menarik Surabaya, Kota Termacet di Indonesia yang Kalahkan Jakarta

4. Sidoarjo Penyangga Surabaya

Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yang perkembangannya cukup pesat.

Perkembangan Sidoarjo yang begitu pesat ini ditunjang potensi wilayah Sidoarjo yang besar terutama dalam bidang industri, perdagangan, pariwisata, hingga usaha kecil.

Potensi-potensi tersebut mendorong Sidoarjo menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional.

Secara geografis, Sidoarjo berbatasan dengan Surabaya dan Gresik di utara, Pasuruan di selatan, Mojokerto di barat, dan Selat Madura di timur.

Secara hidrologi, Sidoarjo terletak di antara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang Kali Brantas.

Baca juga: 15 Bakso di Sidoarjo yang Terkenal Enak, Ada Bakso Cak Pitung

5. UMK Sidoarjo 2022

Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sidoarjo tahun 2022 ditetapkan sebesar rp 4.368.581,85.

UMK Sidoarjo 2022 itu mengalami kenaikan sebesar Rp 75.000 dari UMK tahun 2021 sebesar Rp 4.293.581,85.

Penetapan UMK Sidoarjo 2022 itu dilakukan mengacu kepada kebutuhan hidup layak di Kabupaten Sidoarjo.

Kondisi lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo.Shutterstock/BorneoRimbawan Kondisi lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo.
6. Sidoarjo Kota Bandeng dan Udang

Kabupaten Sidoarjo juga dikenal dengan julukan Kota Bandeng dan Kota Udang.

Baik bandeng maupun udang itu terdapat pada lambang Kabupaten Sidoarjo, di mana keduanya didesain membentuk huruf “S”.

Julukan Kota Bandeng dan Udang ini bermula dari keduanya yang merupakan hasil tambak utama di Kabupaten Sidoarjo.

Adapun lambang Kabupaten Sidoarjoo secara umum berbentuk segilima yang sisinya berbentuk kurung kurawal.

Bentuk segilima ini melambangkan falsafah Pancasila yang mengandung arti masyarakat Sidoarjo sudah menerapkan nilai-nilai luruh Pancasila dalam kehidupan.

Selain ikan dan udang, lambang Sidoarjo juga terdapat setangkai padi dan tebu 5 ruas yang membentuk lingkaran.

Padi dan tebu ini melambangkan hasil bumi paling penting yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

7. Tempat Wisata di Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo menyimpan potensi wisata yang besar, dengan adanya banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi masyarakat.

Adapun tempat wisata di Sidoarjo antara lain Monumen Jayandaru, Wisata Lumpur Lapindo, Gelanggang Olahraga Sidoarjo, Delta Fishing.

Kemudian Wisata Sungai Karanggayam, Masjid Agung Sidoarjo, Kampung Batik Jetis, Museum Mpu Tantular, Candi Dermo, Candi Mendalem, Candi Pari, Candi Sumur, Candi Tawangalun.

Sementara makanan khas Sidoarjo antara lain kupang lontong, sate kerang, otak-otak bandeng, ote-ote, lontong balap, kerupuk udang, bandeng asap, bandeng presto, petis, dan sebagainya.

Baca juga: Lumpur Lapindo: Penyebab, Dampak, Ganti Rugi, hingga Temuan “Harta Karun” Logam Tanah Jarang

8. Tragedi Lumpur Lapindo

Pada 29 Mei 2006 terjadi semburan lumpur panas yang masih menjadi tragedi hingga saat ini dan dikenal dengan Lumpur Lapindo.

Semburan lumpur berasal dari situs pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas di sekitar sumur Banjarpanji 1.

Lokasi Lumpur Lapindo berada di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo dan Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Data Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan bahwa volume semburan pada tahun 2016 mencapai 30.000–50.000 meter kubik per hari.

Diduga semburan ini berawal dari kesalahan prosedur pengeboran terkait pemasangan casing.

Kesalahan itu membuat dinding sumur runtuh, sehingga lumpur menyembur ke luar dan tidak bisa dikendalikan.

Tragedi Lumpur Lapindo ini menyebabkan 19 desa di Kecamatan Tanggulangin, Jabon, dan Porong tergenang lumpur.

Luas area terdampak mencapai 1.143,3 hektare, dengan 10.426 unit rumah dan 77 rumah ibadah terendam lumpur.

Akibatnya, puluhan ribu jiwa harus mengungsi dan direlokasi dari tempat tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu, lokasi genangan Lumpur Lapindo ini diduga menyimpan kandungan logam tanah jarang atau rare earth.

Rare earth adalah istilah untuk 17 unsur kimia yang terjadi bersama-sama dalam tabel periodik, terletak di tengah tabel periodik (nomor atom 21, 39, dan 57-71).

Golongan logam tanah jarang atau rare earth element (REE) ini terdiri dari itrium dan 15 elemen lantanida yaitu lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium.

Sumber:
Kompas.com
https://www.sidoarjokab.go.id/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Surabaya
Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Surabaya
Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Surabaya
Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Surabaya
Remaja di Ponorogo Produksi Petasan untuk Diledakkan Saat Lebaran

Remaja di Ponorogo Produksi Petasan untuk Diledakkan Saat Lebaran

Surabaya
Perampok Bersenjata Api Sasar Agen BRILink di Lamongan

Perampok Bersenjata Api Sasar Agen BRILink di Lamongan

Surabaya
Truk Boks Tabrak Avanza di Madiun, 1 Penumpang Meninggal, 4 Orang Terluka

Truk Boks Tabrak Avanza di Madiun, 1 Penumpang Meninggal, 4 Orang Terluka

Surabaya
Santri ABH Penganiaya Santri Lain di Kediri Divonis 6 Tahun 6 Bulan Penjara

Santri ABH Penganiaya Santri Lain di Kediri Divonis 6 Tahun 6 Bulan Penjara

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com