Hanya saja, kata Budi, kunjungan ke bagian kawah Kelud masih berisiko.
"Kalau dulu sebelum 2014 wisatawan bisa sampai ke kawah. Sekarang dibatasi cuma di ujung terowongan saja," ujar Budi.
Hal itu terjadi karena kontur medan dan potensi letusan freatik di sekitaran kawah.
Letusan freatik itu terjadi akibat uap panas maupun gas yang keluar dari lubang-lubang kerak bumi atau fumarol bersentuhan dengan air.
Baca juga: PVMBG Tambah CCTV untuk Awasi Kawah Gunung Kelud
"Takutnya kalau banyak pengunjung ke bawah (kawah), padahal di bawah itu kan masih banyak tembusan gas-gas fumarola yang kalau kemasukan air bisa menyebabkan erupsi freatik, letusan kecil-kecilan," jelasnya.
Untuk keamanan dan tujuan pengamatan kegunungapian, pada sekitar kawah tersebut dipasangi kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV).
Ada dua unit kamera pengawas yang dipasang, yakni di sisi barat dan sisi timur kawah.
Kamera pemantau itu salah satunya terkoneksi dengan pos pengamatan yang ada di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Usai letusan 2014, ekosistem yang sempat rusak kini berangsur membaik. Kawasan gunung semakin menghijau dengan banyaknya tanaman yang tumbuh kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.