Kecodongan bilah bukan terhadap ganja melainkan (derajat kemiringan) terhadap hulunya.
Selain itu, satu panel relief Candi Borobudur (abad ke 9) memperlihatkan seseorang memegang benda menyerupai keris tetapi belum memiliki derajat kecondongan dan hulunya masih menyatu dengan bilah.
Merujuk deskripsi UNESCo, bahwa nilai estetika sebilah keris mencakup dhapur, pamor, dan tangguh
Dhapur merupakan istilah bahasa Jawa yang dipakai untuk menyebut bentuk dan model keris. Ada komposisi racikan atau ornamen yang memberikan ciri pembeda antara satu keris dengan keris yang lainnya. Perbedaan itu akan memunculkan nama-nama dhopur yang beragam.
Baca juga: Begini Proses Pembersihan Keris pada Malam Satu Suro
Keris lurus (lajer) dan ber-luk (kelok) dengan jumlah yang sama. Tetapi jika, keris memiliki ornamental atau racikan yang berbeda, maka akan berbeda pula nama dhopurnya. Dalam catatan UNESCO, ada 40 varian dhopur.
Pamor yaitu pola dekorasi pada bilah yang muncul dari kombinasi logam yang berbeda sebagai konsekuensi dari teknik tempa-lipat. Menurut UNESCO, tercatat 120 varian.
Aspek tangguh, istilah tangguh ditambah awalan pe- dan -an menjadi penangguhan. Istilah ini bermakna proses interpretasi perihal asal usul dan estimasi usia sebuah keris.
Dalam pegetahuan tentang keris di Jawa (padhuwungan), keris dari masa pra Kediri-Singosari dikenal sebagai "keris Buda" atau "keris sombro". Keris ini tidak berpamor dan sederhana.
Keris Buda dianggap sebagai pengawal susunan keris modern. Contoh, susunan keris milik keluarga Knaud dari Batavia yang diperoleh Charles Knaud, seorang Belanda yang memiliki minat pada mistisisme Jawa.
Karis tersebut miliki relief tokoh epik Ramayana pada permukaan bilahnya dan mencantumkan angka tahun Saka 1264 (1342M), satu jaman dengan candi Penataran.
Baca juga: Ritual Pencucian Keris Saat Bulan Suro pada Masyarakat Jawa
Kajian ikonografi konstruksi dan gaya ukiran pada masa Kediri-Singosari (abad ke 13 hingga ke -14) menunjukkan pembumian murni India menuju gaya Jawa, tak terkecuali dengan susunan kerisnya.
Keris modern diyakini ketika para pemerhati keris memperoleh susunannya pada masa Majapahit (abad ke 14).
Sesuai relief keris modern paling awal terdapat pada candi Bahal Sumatera Utara dan penemuan karis Buddha dari Jawa Timur 10 M.
Sehingga, dapat diperkirakan bahwa kurang lebih 10 M mulai tercipta keris dalam susunannya yang modern asimetris
Baca juga: Keunikan Keris Khas Bali
Pada masa kini, keris memiliki fungsi beragam yang ditunjukkan dengan susunan keris. Keris memiliki beberapa fungsi:
Sumber: https://p2k.unhamzah.ac.id/, http://etd.repository.ugm.ac.id/, journals.telkomuniversity.ac.id,
dan https://www.indonesia.go.id/ragam/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.