Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Keris, Makna, dan Alasan Bentuknya Melengkung

Kompas.com, 8 Januari 2022, 21:03 WIB
Dini Daniswari

Penulis

Kecodongan bilah bukan terhadap ganja melainkan (derajat kemiringan) terhadap hulunya.

Selain itu, satu panel relief Candi Borobudur (abad ke 9) memperlihatkan seseorang memegang benda menyerupai keris tetapi belum memiliki derajat kecondongan dan hulunya masih menyatu dengan bilah.

Bentuk Keris

Merujuk deskripsi UNESCo, bahwa nilai estetika sebilah keris mencakup dhapur, pamor, dan tangguh

Dhapur merupakan istilah bahasa Jawa yang dipakai untuk menyebut bentuk dan model keris. Ada komposisi racikan atau ornamen yang memberikan ciri pembeda antara satu keris dengan keris yang lainnya. Perbedaan itu akan memunculkan nama-nama dhopur yang beragam.

Baca juga: Begini Proses Pembersihan Keris pada Malam Satu Suro

Keris lurus (lajer) dan ber-luk (kelok) dengan jumlah yang sama. Tetapi jika, keris memiliki ornamental atau racikan yang berbeda, maka akan berbeda pula nama dhopurnya. Dalam catatan UNESCO, ada 40 varian dhopur.

Pamor yaitu pola dekorasi pada bilah yang muncul dari kombinasi logam yang berbeda sebagai konsekuensi dari teknik tempa-lipat. Menurut UNESCO, tercatat 120 varian.

Aspek tangguh, istilah tangguh ditambah awalan pe- dan -an menjadi penangguhan. Istilah ini bermakna proses interpretasi perihal asal usul dan estimasi usia sebuah keris.

Pengetahuan Tentang Keris Jawa

Dalam pegetahuan tentang keris di Jawa (padhuwungan), keris dari masa pra Kediri-Singosari dikenal sebagai "keris Buda" atau "keris sombro". Keris ini tidak berpamor dan sederhana.

Keris Buda dianggap sebagai pengawal susunan keris modern. Contoh, susunan keris milik keluarga Knaud dari Batavia yang diperoleh Charles Knaud, seorang Belanda yang memiliki minat pada mistisisme Jawa.

Karis tersebut miliki relief tokoh epik Ramayana pada permukaan bilahnya dan mencantumkan angka tahun Saka 1264 (1342M), satu jaman dengan candi Penataran.

Baca juga: Ritual Pencucian Keris Saat Bulan Suro pada Masyarakat Jawa

Kajian ikonografi konstruksi dan gaya ukiran pada masa Kediri-Singosari (abad ke 13 hingga ke -14) menunjukkan pembumian murni India menuju gaya Jawa, tak terkecuali dengan susunan kerisnya.

Keris Modern

Keris modern diyakini ketika para pemerhati keris memperoleh susunannya pada masa Majapahit (abad ke 14).

Sesuai relief keris modern paling awal terdapat pada candi Bahal Sumatera Utara dan penemuan karis Buddha dari Jawa Timur 10 M.

Sehingga, dapat diperkirakan bahwa kurang lebih 10 M mulai tercipta keris dalam susunannya yang modern asimetris

Baca juga: Keunikan Keris Khas Bali

Keris Pada Masa Kini

Pada masa kini, keris memiliki fungsi beragam yang ditunjukkan dengan susunan keris. Keris memiliki beberapa fungsi:

  • Keris masih digunakan sebagai bagian sesaji seperti yang termuat dalam prasasti-prasasti milenium.
  • Keris digunakan sebagai ritual upacara mistik. Keris semacam ini dikenal sebagai keris sesajian atau "keris Majapahit".
  • Selain itu pada masa kini, kalangan perkerisan Jawa selalu melihat keris sebagai tosan aji atau "benda keras (logam) yang luhur", bukan sebagai senjata.
  • Keris adalah dhuwung, bersama-sama dengan tombak, keduanya dianggap sebagai benda "pegangan" (ageman)

Sumber: https://p2k.unhamzah.ac.id/, http://etd.repository.ugm.ac.id/, journals.telkomuniversity.ac.id,
dan https://www.indonesia.go.id/ragam/

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau