Supandi, tukang becak asal Kelurahan Jungcang mengaku meneriman bansos utuh tanpa potongan dari Dinsos Pamekasan sebesar Rp 300.000. Bansos itu hanya sekali diberikan.
"Kalau punya saya utuh tidak ada potongan," kata Supandi.
Subkarrab, tukang becak lainnya asal Desa Samatan, Kecamatan Proppo mengaku tidak menerima bansos dari Pemkab Pamekasan.
Namun dirinya menerima bantuan dari salah satu pengusaha setelah pengusaha itu tahu banyak tukang becak yang tidak menerima bantuan dari Dinsos.
"Meskipun tidak dapat Bansos pemerintah, ada pengusaha yang membantu walaupun tidak sebesar Bansos," terang Subkarrab.
Baca juga: Kantor KPU Pamekasan Ambruk, Komisioner Ngantor di Bekas Gudang Logistik Pemilu
Kepala Dinas Sosial Pemkab Pamekasan Moh. Tarsun mengatakan bahwa tidak ada potongan untuk Bansos bagi komunitas ojek dan becak di Pamekasan.
Jika ada dari anggota yang mengatakan tidak dapat, menurutnya, itu hanya siasat agar orang yang bersangkutan mendapatkan bantuan lagi. Padahal sudah ada data penerima bantuan.
"Sudah diklarifikasi langsung oleh Inspektorat dan BPK RI ke beberapa anggota komunitas yang menerima bansos. Mereka mengaku menerima tapi berbohong agar dapat bantuan untuk kedua kalinya," ungkap Tarsun.
Menurut Tarsun, temuan BPK RI terkait dengan Bansos bagi komunitas becak dan ojek di Pamekasan yang bersumber dari dana refocusing covid-19 tahun 2020 kemarin, bahwa ada pemotongan bansos, sudah diselesaikan dan tidak ada persoalan lagi.
Dinsos sudah menyelesaikan rekomendasi itu dengan melakukan verifikasi ke lapangan bersama BPK dan Inspektorat.
"Ada semua dokumen pemeriksaan melalui uji petik penerima di lapangan. Jadi sudah selesai masalah Bansos untuk komunitas ojek dan becak," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.