Pembukaan warung di rumahnya tidak lagi membuatnya sibuk mengantar dan mengambil pentol goreng di kantin sekolah.
Untuk menarik minat pembeli yang sasarannya anak-anak sekolah dan remaja, saat awal buka warung ia mempromosikan tiga hari makan gratis.
Cara itu berhasil untuk menarik minat para remaja sekaligus memperkenalkan warung pentol goreng.
Beberapa tahun berjalan, warung pentol goreng milik Yanti mulai ramai dikunjungi konsumen sejak tahun 2010. Para pembelinya pun tidak hanya dari kalangan pelajar dan remaja saja.
Orang dewasa hingga orangtua pun beramai-ramai datang ke warung milik Yanti. Mereka penasaran ingin mencoba pentol goreng racikan Yanti.
Yanti mengklaim pentol goreng racikannya berbeda jika dibandingkan pentol yang dijual penjual pentol keliling.
Ia memastikan pentol buatannya berbahan dasar perpaduan daging sapi, daging ayam serta tepung kanji.
Baca juga: Keripik Pare Buatan Eny, Tidak Pahit, Laku hingga ke Hongkong
Cita rasa pentol goreng buatannya makin enak bila ditambah dengan saus sambal pedas racikannya.
“Paling enak kalau makannya pas masih hangat dengan saus pedas yang juga saya buat sendiri,” kata Yanti.
Tak hanya itu, konsumen dipastikan menikmati pentol dalam kondisi panas lantaran baru akan digoreng saat dipesan.
Untuk membuat saus pedas itu, Yanti menghabiskan lima kilogram cabai rawit segar atau dua kilogram cabai kering.
Sebagai pelengkap hidangan, Yanti juga menyediakan es sirup janggelan dan aneka kerupuk bagi yang ingin menikmatinya. Satu porsi pentol goreng dijualnya Rp 10.000.
Ia pun juga menjual ceker ayam, sayap ayam dan kepala ayam dengan tulangnya sudah kondisi lunak.
“Kami juga menjual ceker ayam yang dalam sehari rata-rata bisa ludes terjual 1.000 biji, sayap ayam dua kilogram, dan kepala ayam 20 biji," ujar dia.