Untuk berjualan pentol di warung, Yanti dibantu dua karyawan. Dalam satu hari, bisa menghabiskan 35 kilogram pentol.
Sementara saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu bisa mencapai 40 kilogram pentol per hari.
Dari hasil jualannya setiap hari, omzet yang diperoleh Yanti mencapai Rp 4 juta pada hari biasa. Sementara di akhir pekan atau hari libur, omzetnya bisa naik mencapai Rp 5 juta.
“Pendapatan kotor dari jualan ini, sehari bisa mencapai Rp 4 juta. Tapi kalau hari libur bisa mencapai Rp 5 juta,” kata Yanti.
Pelanggan pentol goreng Yanti tidak hanya dari Kota Madiun dan Kabupaten Madiun saja.
Pelanggan dari luar kota seperti Sragen, Mojokerto dan Surabaya acapkali mampir di warungnya untuk menikmati satu porsi pentol goreng buatannya.
Baca juga: Tanam 10.000 Akar Wangi di Lereng Gunung Wilis, Bupati Madiun: Untuk Menghindari Longsor
Bahkan, saat pandemi ini, masih banyak pelanggan dari luar kota yang mampir ke warungnya.
Meski makin ramai pembelinya, Yanti belum berpikir membuka cabang di tempat lain.
Ia hanya menginginkan warungnya tetap terus ramai.
Untuk itu ia harus menjaga cita rasa pentol bikinannya dengan bahan yang benar-benar berkualitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.