Keripik pare yang dikemas dalam plastik dijual mulai dengan kemasan kecil 65 gram dengan harga Rp 6.000 hingga kemasan besar dengan harga harga Rp 70.000 untuk rasa original dan Rp 80.000 untuk varian rasa.
Eny bersyukur dari hasil penjualan keripik parenya itu dapat membeli obat-obatan serta memenuhi biaya perawatan ibunya yang kini sakit stroke.
Baca juga: Tanam 10.000 Akar Wangi di Lereng Gunung Wilis, Bupati Madiun: Untuk Menghindari Longsor
Tak hanya itu, hasil jualan keripik parenya dapat membantu perekonomian keluarganya karena suaminya bekerja di bengkel di Surabaya. Suaminya pun baru pulang ke Madiun dalam sebulan sekali.
Meski di tengah pandemi Covid-19, Eny tak berputus asa berjualan keripik parenya.
Ia terus berproduksi meski tidak dalam jumlah yang banyak asalkan bisa membantu perekonomian keluarga.
“Meski di tengah pandemi saya berharap produk saya makin dikenal banyak orang dan makin banyak yang membeli,” ungkap Eny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.