Setelah direndam lalu pare dilumuri tepung baru digoreng hingga menjadi sebuah keripik yang renyah dengan aneka rasa.
Berhasil menemukan bumbu yang pas untuk membuat keripik pare, Eny memberanikan diri menjual keripik pare produksinya. Tak diduga awal produksi, banyak orang yang tertarik dan membeli kudapan itu.
Untuk menjual keripik pare itu, Eny menawarkan melalui media sosial Facebook di akun pribadinya @enysetyowati.
Dari promosi di media sosial, rupanya mulai banyak orang yang memesan keripik pare besutannya.
“Teman-teman saya yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hongkong juga ikut memesan keripik pare ini. Dan sudah dua kali saya mengirim paket keripik pare di Hongkong,” ungkap Eny.
Sementara untuk penjualan di wilayah nasional, kata Eny, paling banyak konsumennya dari wilayah Jakarta, Bandung, Depok, Tangerang hingga Surabaya.
Banyaknya pembeli dari luar daerah lantaran mengetahui produk keripik parenya dari media sosial.
Untuk penjualan setiap bulannya, keripik pare dengan nama Shivatus buatan Eny terjual hingga 20 kilogram.
Eny memberikan nama keripik diambil dari nama anaknya Shivana Aminatus Azzahra.
Keripik pare produksinya kini tersedia dengan berbagai varian rasa mulai original, balado, balado pedas manis, balado ekstra pedas, keju, BBQ, sapi panggang, dan ayam panggang.