Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Datangi Samsudin soal Konten Bertukar Istri, Disebut Hanya demi Naikkan "Subscriber"

Kompas.com - 28/02/2024, 12:43 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Blitar AKBP Wiwid Adi Satria mengatakan bahwa konten video berisi pernyataan yang membolehkan para santri bertukar istri hanya merupakan cerita fiktif yang dibuat oleh Samsudin alias Gus Samsudin untuk mencari sensasi.

“Video tersebut dibuat untuk menaikkan subscriber dari yang bersangkutan (Samsudin),” kata Wiwid saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Kemenag Tanggapi Video Pengajian yang Halalkan Gonta-ganti Pasangan

Video yang dimaksud adalah video yang diunggah di kanal “Mbah Den (Sariden)” pada platform YouTube berisi dialog antara ulama dengan sejumlah santri.

Dalam dialog tersebut, sang ulama dengan busana jubah mengatakan bahwa hubungan suami istri boleh dilakukan atas dasar suka sama suka. Bahkan, para santri juga boleh saling bertukar istri asal dilandasi prinsip suka sama suka.

Kanal “Mbah Den (Sariden)” dikelola oleh Samsudin yang dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Nuswantoro di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Baca juga: Polisi Selidiki Unsur Pidana pada Kematian Warga Surabaya di Ponpes Samsudin Blitar

Didatangi polisi

Wiwid mengatakan bahwa polisi telah mendatangi Samsudin untuk meminta penjelasan terkait konten yang dinilai telah menimbulkan keresahan masyarakat karena dianggap menyebarkan ajaran sesat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian, kata dia, dialog antara ulama atau kyai dengan para santri itu tidak benar-benar terjadi dan hanya sebuah rekayasa cerita fiktif.

“Tadi malam sudah mendatangi yang bersangkutan dan dikatakan itu hanya untuk konten. Tidak benar terjadi, hanya fiktif,” ujarnya.

Dia juga mengungkap perihal lokasi pembuatan video.

“Dan pembuatan video tidak di Blitar, (tapi) di wilayah Jawa Barat,” tambahnya.

Baca juga: Dinas Kesehatan Klarifikasi ke Gus Samsudin soal Pasien yang Meninggal di Pondok Nuswantoro di Blitar

Tak mengulangi

Wiwid mengatkan pihak kepolisian tidak dapat mengambil tindakan hukum terhadap Samsudin karena ternyata video tersebut hanya rekaan.

Di bagian akhir dari video, lanjutnya, Samsudin juga telah memberikan deskripsi dan disclaimer bahwa video hanya rekaan dan fiktif.

“Deskripsi ada di bagian bawah. Ada disclaimer. Jadi menurut saya ini ya agak culas sedikit gitu. Tapi ini sudah meresahkan,” ujarnya.

Wiwid menambahkan bahwa di hadapan pihak kepolisian, Samsudin telah berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan serupa dan akan membuat video klarifikasi

Pondok Pesantren Nuswantoro pertama kali didirikan bernama Padepokan Nur Dzat Sejati.

Penggantian nama dilakukan beberapa tahun lalu buntut protes dari warga sekitar yang menuntut penutupan padepokan, termasuk praktik pengobatannya.

Protes tersebut dipicu oleh kedatangan YouTuber yang menyebut diri Pesulap Merah dan menantang Samsudin yang mengklaim memiliki kesaktian dan kemampuan menyembuhkan orang sakit.

Setelah berganti nama menjadi Pesantren Nuswantoro, akhir tahun 2023 Samsudin kembali menarik perhatian publik ketika seorang pasien asal Kota Surabaya ditemukan meninggal di kamar mandi yang ada di dalam Pondok Pesantren.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nobar Timnas Indonesia di Balai Kota Surabaya, Sejumlah Ruas Jalan Macet Total

Nobar Timnas Indonesia di Balai Kota Surabaya, Sejumlah Ruas Jalan Macet Total

Surabaya
Pilkada 2024, Mantan Wali Kota Malang Abah Anton Daftar ke PKB

Pilkada 2024, Mantan Wali Kota Malang Abah Anton Daftar ke PKB

Surabaya
Dokter Meninggal dalam Kecelakaan Moge di Probolinggo, Sosoknya Dikenal Baik dan Rajin

Dokter Meninggal dalam Kecelakaan Moge di Probolinggo, Sosoknya Dikenal Baik dan Rajin

Surabaya
Truk Tabrak Lansia di Gresik, Sopir Diduga Mabuk

Truk Tabrak Lansia di Gresik, Sopir Diduga Mabuk

Surabaya
Residivis Bunuh Tetangga di Dekat Makam Leluhur, Rumah Pelaku Dikepung

Residivis Bunuh Tetangga di Dekat Makam Leluhur, Rumah Pelaku Dikepung

Surabaya
Kecelakaan Moge di Probolinggo, Polisi Cari Pengendara NMax yang Diduga Menyeberang Tiba-tiba

Kecelakaan Moge di Probolinggo, Polisi Cari Pengendara NMax yang Diduga Menyeberang Tiba-tiba

Surabaya
Pria di Malang Tewas Dianiaya Tetangganya, Pelaku 3 Kali Masuk Penjara

Pria di Malang Tewas Dianiaya Tetangganya, Pelaku 3 Kali Masuk Penjara

Surabaya
Cerita Suwito Berwajah Mirip Shin Tae-yong: Setelah Video Diunggah, Banyak yang DM Saya

Cerita Suwito Berwajah Mirip Shin Tae-yong: Setelah Video Diunggah, Banyak yang DM Saya

Surabaya
Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Surabaya
Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Surabaya
Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Surabaya
ABK Tewas Terjatuh di Probolinggo

ABK Tewas Terjatuh di Probolinggo

Surabaya
Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Terbukti Selingkuh dan Telantarkan Keluarga, Polisi di Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat

Surabaya
Maling Motor di Surabaya Tertangkap Usai Terjebak Macet

Maling Motor di Surabaya Tertangkap Usai Terjebak Macet

Surabaya
Kepala Kesbang Jatim Jadi Penjabat Wali Kota Madiun

Kepala Kesbang Jatim Jadi Penjabat Wali Kota Madiun

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com