Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Santri Tersangka Pengeroyokan di Blitar Tetap Tinggal di Ponpes

Kompas.com - 09/01/2024, 17:00 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Sebanyak 17 santri di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan terhadap rekan sesama santri tetap tinggal di asrama pondok pesantren yang terletak di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan.

Juru bicara Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Wafa Bahrul Amin, mengatakan 17 santri tersebut masih tetap tinggal di pondok pesantren dan mengikuti kegiatan belajar dan mengaji seperti biasa.

Baca juga: 17 Santri Ponpes di Blitar Ditetapkan Tersangka Usai Keroyok Rekan sampai Meninggal

Namun, lanjut putra Kyai Muhroji Azhar itu, 17 santri tersebut mendapatkan pembinaan khusus dari pembina pondok serta dari instansi pemerintah terkait termasuk dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar.

“Semua masih bermukim di pondok. Tapi kami memberikan perhatian khusus, pembinaan kepada mereka dengan dibantu dari Kemenag dan lainnya,” tutur Wafa kepada wartawan, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: Kisah Santri di Blitar Dikeroyok 17 Teman hingga Koma lalu Meninggal

Wafa mengatakan bahwa pembinaan khusus yang dimaksud termasuk memberikan bantuan konseling psikis agar mereka tetap dapat mengikuti proses hukum dan pada saat yang sama tetap bisa mengikuti kegiatan mengaji dan belajar.

“Karena mereka, satahu kami, sangat syok. Anak-anak ini tidak menyangka apa yang mereka lakukan berakhir seperti ini, hingga mengakibatkan korban meninggal,” tuturnya.

Wafa mengatakan bahwa saat ini pihak pondok pesantren berfokus pada proses penyidikan yang tengah dilakukan oleh polisi dan belum menentukan sanksi.

Wafa menambahkan bahwa 17 santri yang menjadi tersangka pengeroyokan terhadap rekan mereka, MAR (14), telah dikenakan wajib lapor ke Polres Blitar setiap hari Senin dan Kamis dengan jaminan tidak hanya dari pihak pondok pesantren tapi juga pihak keluarga.

Komunikasi 

Sebelumnya, Wafa mengungkapkan bahwa peristiwa pengeroyokan yang berakhir dengan kematian MAR telah membuat pengasuh dan pengurus pondok pesantren terpukul.

“Kami jelas sangat berduka atas kejadian ini, musibah yang tidak kami sangka-sangka. Kami menyampaikan bela sungkawa yang dalam kepada pihak keluarga korban,” tuturnya.

Wafa mengatakan bahwa peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada tengah malam ketika semua pengurus pondok pesantren sudah beristirahat karena sudah tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar.

Ketika pengurus pondok pesantren mendengar peristiwa pengeroyokan itu, lanjutnya, pihaknya segera melarikan korban ke rumah sakit.

“Waktu itu sudah Rabu dini hari. Kami juga terus mengawal perawatan korban bersama pihak keluarga,” tuturnya.

Ketika pada Minggu (7/1/2024) akhirnya MAR mengembuskan napas terakhirnya, kata Wafa, pihak pondok pesantren turut mengawal proses pengiriman jenazah ke rumah duka hingga ke prosesi pemakaman.

“Kami terus menjalin komunikasi dengan keluarga korban yang bagaimana pun adalah wali santri kami. Begitu juga kepada keluarga dari santri yang telah ditetapkan sebagai tersangka,” tuturnya.

Baca juga: 17 Santri Tersangka Pengeroyokan di Blitar Tidak Ditahan, Polisi: Dapat Jaminan Keluarga

Halaman:


Terkini Lainnya

Jelang Rekrutmen PPPK dan CPNS, Warga di Sumenep Diminta Tak Percaya Calo

Jelang Rekrutmen PPPK dan CPNS, Warga di Sumenep Diminta Tak Percaya Calo

Surabaya
Lansia di Gresik Meninggal Diduga Dianiaya Tetangga

Lansia di Gresik Meninggal Diduga Dianiaya Tetangga

Surabaya
Seorang Karyawan Terluka Saat Gagalkan Perampokan Alfamart di Probolinggo

Seorang Karyawan Terluka Saat Gagalkan Perampokan Alfamart di Probolinggo

Surabaya
11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

Surabaya
Tanggapi RUU Penyiaran, Akademisi Unmuh Jember: Jurnalisme Investigasi Harus Dijamin Kebebasannya

Tanggapi RUU Penyiaran, Akademisi Unmuh Jember: Jurnalisme Investigasi Harus Dijamin Kebebasannya

Surabaya
Pilkada Kota Malang, Tiga Orang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Pilkada Kota Malang, Tiga Orang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Surabaya
Kronologi Ledakan Serbuk Petasan di Ponorogo yang Lukai 3 Warga, Dipicu Rokok

Kronologi Ledakan Serbuk Petasan di Ponorogo yang Lukai 3 Warga, Dipicu Rokok

Surabaya
Ledakan Dipicu Serbuk Petasan Terjadi di Ponorogo, 3 Orang Luka-luka

Ledakan Dipicu Serbuk Petasan Terjadi di Ponorogo, 3 Orang Luka-luka

Surabaya
Mantan Wabup Lumajang Daftar Bacabup di Kantor PDI-P

Mantan Wabup Lumajang Daftar Bacabup di Kantor PDI-P

Surabaya
Cegah DBD, Petugas Rutin Lakukan 'Fogging' di Asrama Haji Surabaya

Cegah DBD, Petugas Rutin Lakukan "Fogging" di Asrama Haji Surabaya

Surabaya
Pasangan Muda-mudi Mesum di Taman Kota Sumenep, Satpol PP Perketat Pengawasan

Pasangan Muda-mudi Mesum di Taman Kota Sumenep, Satpol PP Perketat Pengawasan

Surabaya
Balon Udara Berisi Petasan Meledak di Ponorogo, Terduga Pelaku Coba Hilangkan Barang Bukti

Balon Udara Berisi Petasan Meledak di Ponorogo, Terduga Pelaku Coba Hilangkan Barang Bukti

Surabaya
Oknum Polisi di Surabaya Ditangkap atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

Oknum Polisi di Surabaya Ditangkap atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

Surabaya
Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

Surabaya
Gedung Sekolah Diklaim Milik Orang, Murid TK di Lumajang Numpang Belajar di Rumah Warga sejak 6 Bulan Terakhir

Gedung Sekolah Diklaim Milik Orang, Murid TK di Lumajang Numpang Belajar di Rumah Warga sejak 6 Bulan Terakhir

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com