Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Lahar Dingin Semeru, Warga: Saya Tidak Berani Pulang...

Kompas.com - 10/07/2023, 13:07 WIB
Pythag Kurniati

Editor

LUMAJANG, KOMPAS.com- Setidaknya tiga orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang mengungsi akibat banjir lahar dingin dan longsor yang terjadi di kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Ini bukan banjir lahar pertama yang terjadi di Semeru, tapi mengapa kali ini lebih merusak?

Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan itu.

Baca juga: Rentetan Bencana di Lumajang, 3 Warga Meninggal, Ribuan Orang Mengungsi

Warga mengatakan banjir lahar dingin yang terjadi Jumat (7/7/2023) lebih besar dibandingkan banjir serupa sebelumnya, sehingga kerusakan yang ditimbulkannya disebutkan lebih parah.

"Banjir lahar yang bulan Februari tidak sebesar ini, karena amplitudo maksimalnya tidak sampai over dan dilereng gunung tidak ada hujan,” kata Samsul Arifin, Sekretaris Desa Sumberwuluh, desa yang terdampak banjir.

Baca juga: Diterjang Banjir Lahar, Jembatan Lumajang-Malang Putus

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat lima rumah rusak, lima jembatan putus, satu tanggul penahan jebol, dan satu dam jebol setelah diterjang banjir lahar dingin, dan tiga orang meninggal dunia ditimbun longsor akibat dampak cuaca ekstrem.

Sedikitnya1.038 orang dilaporkan telah mengungsi di sekitar 18 titik pengungsian.

Banjir juga tidak hanya menerjang zona merah, tapi juga melebar ke zona pink, kawasan rawan bencana (KRB) 2, yang berpotensi terdampak.

Akibat banjir lahar dingin ini, beberapa orang warga yang terdampak mengaku masih trauma dan belum berani pulang ke rumah.

Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menerapkan status tanggap darurat selama 14 hari.

Baca juga: Piket Nol Lumajang Longsor, Akses Lumajang-Malang Tutup Total

Ini dilakukan untuk memudahkan upaya penanganan akibat dampak banjir dan potensi banjir susulan yang disebut masih cukup tinggi.

Pemetaan kerusakan infrastruktur vital juga sedang dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Bupati Kabupaten Lumajang, Thoriqul Haq, mengatakan pemerintah sudah menyiapkan hunian tetap untuk sebagian warga yang rumahnya masuk ke dalam zona merah rawan bencana, tetapi belum semua warga bersedia untuk pindah.

Thoriq berjanji akan segera melakukan penilaian kembali dan penetapan bagi warga yang belum mendapatkan hunian.

”Yang pasti di seluruh zona merah kita akan pastikan tidak ada lagi [warga] yang berada di tempat yang rawan,” kata Thoriq kepada wartawan Tutus Sugiarto yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (9/7/2023).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mengatakan, masih ada warga yang menempati rumahnya di zona berbahaya dan dia meminta mereka supaya pindah.

Kondisi  Jembatan Kali Glidik II Lumajang yang putus akibat banjir bandang pada Jumat (07/07/2023) lalu.Dok. Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Kondisi Jembatan Kali Glidik II Lumajang yang putus akibat banjir bandang pada Jumat (07/07/2023) lalu.

Sebagian warga menolak pindah

Rumah peninggalan orang tua Junaidi (34), warga Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, sudah tak layak huni, karena rumahnya tertimbun material vulkanik saat banjir lahar dingin menerjangnya.

Pihak berwenang mengatakan rumah Junaidi dinyatakan tidak aman karena masuk ke zona merah bencana.

Junaidi dan belasan tetangganya, sudah mendapatkan rumah baru di lokasi relokasi.

Namun, dia dan keluarganya masih menempati rumah di zona berbahaya itu karena alasan pekerjaan.

"Kalau di sana jauh dari ladang, jadi kami memutuskan kembali ke rumah ini saja," kata Junaidi.

Baca juga: Khofifah Janji Pengerjaan Jembatan Kloposawit Lumajang Selesai dalam 2 Bulan

Sebelum banjir lahar dingin menerjang rumahnya, Junaidi mengatakan hujan mengguyur wilayahnya selama dua hari berturut-turut.

Dia dan keluarganya tidak menduga kalau banjir besar akan datang karena saat awal kejadian pun mereka masih berteduh di rumahnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

Surabaya
Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Surabaya
3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

Surabaya
Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Surabaya
Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Surabaya
Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Surabaya
Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Surabaya
Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Surabaya
Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Surabaya
Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu 'Selamat Tinggal Masa Lalu'

Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu "Selamat Tinggal Masa Lalu"

Surabaya
Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Surabaya
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Surabaya
Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Surabaya
Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Surabaya
1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com