Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Peternak Sapi Perah di Tengah Wabah PMK, Produksi Susu Turun Drastis hingga Jual Murah Ternaknya

Kompas.com - 05/07/2022, 16:27 WIB
Achmad Faizal,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Jafar Sodiq, peternak sapi perah di salah satu sentra peternakan sapi perah di Jatim, Desa Telogosari Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur mengeluh kepada pimpinan DPRD Jatim tentang kondisi wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang sedang dihadapinya.

Dia mengaku memiliki 24 sapi yang semuanya terpapar PMK. Seekor dari jumlah tersebut mati, dan dua ekor lainnya terpaksa dijual murah untuk sapi potong.

"Saya jual murah Rp 3 juta per ekor untuk dipotong," kata Jafar melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (5/7/2022).

Baca juga: Tak Ada Pemasukan Imbas PMK, Pedagang Daging Sapi: Kami Benar-benar Menangis

Jafar dan peternak sapi perah di desanya mengaku sudah mengeluarkan banyak biaya untuk membeli obat PMK herbal untuk ternak sapinya.

Peternak di Desa Telogosari, kata Jafar, lebih memilih obat herbal karena dipercaya kebih manjur dibanding vitamin dan antibiotik yang disarankan pemerintah.

Obat herbal untuk satu ekor ternak menurut dia saat ini sebesar Rp 250.000.

"Kadang ada yang butuh tiga obat herbalnya untuk satu ekor jadi Rp 750.000," jelasnya.

Belum lagi untuk membeli konsentrat sapi per hari 2 karung yang harganya Rp 210.000 per karung.

"Sehari butuh dua karung. Per karung Rp 210.000," ucapnya.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Pedagang Sapi Kurban di Sumenep Mengeluh Sepi Pembeli Imbas PMK

Konsentrat, kata dia, penting untuk sapi karena jika hanya diberi makan rumput sapinya akan ambruk. Sebab, rumput mengandung karbohidrat.

Akibat terpapar PMK, sapi-sapinya tidak memproduksi susu. Kalau pun ada, pabrik tidak menerima karena disebut produksi susunya mengandung antibiotik.

"Otomatis ya di sini banyak susu sapi dibuang karena mengandung antibiotik, karena dianggap berbahaya," katanya.

Sebelum wabah PMK, kata Jafar, dulu 24 sapi perah miliknya bisa produksi 200 liter susu per hari.

Namun saat ini dia banyak mengeluarkan biaya untuk perawatan sapi, sementara pemasukan dari susu tidak ada.

"Kami sudah tidak memikirkan perut sendiri, kami fokus menangani ternak yang terpapar PMK. Harapan kami pemerintah bisa membantu pengadaan konsentrat untuk ternak kami," harapnya.

Baca juga: PMK Terdeteksi di 3 Kabupaten, Wagub Bali Khawatir Pariwisata Terdampak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Surabaya
Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Surabaya
Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Surabaya
Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Surabaya
Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Surabaya
Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Surabaya
Video Perkelahian dengan Sajam di Wajak Malang, Diduga lantaran Persoalan Parkir

Video Perkelahian dengan Sajam di Wajak Malang, Diduga lantaran Persoalan Parkir

Surabaya
Eri Cahyadi-Armuji Kembali Berpasangan Daftar Pilkada Surabaya ke Kantor PDI-P

Eri Cahyadi-Armuji Kembali Berpasangan Daftar Pilkada Surabaya ke Kantor PDI-P

Surabaya
Gudang Kayu Antik di Sumenep Terbakar, Api Dipadamkan Usai 9 Jam

Gudang Kayu Antik di Sumenep Terbakar, Api Dipadamkan Usai 9 Jam

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com