Pengurus Koperasi Peternakan Sapi Perah Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan yang menaungi peternak sapi perah setempat menyebut produksi susu di wilayah Kecamatan Tutur menurun drastis sejak wabah PMK.
"Produksi biasanya 125 ton susu sapi per hari. Sekarang hanya sekitar 80 ton susu sapi per hari, bahkan sempat 50-60 ton sehari. Karena banyak sapi perah terpapar PMK," jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad mengaku berjanji akan meneruskan aspirasi peternak sapi perah di Pasuruan kepada Plt Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak.
Ketua DPD Gerindra Jatim itu menyebut, Pemprov Jatim harus memberikan terobosan dalam menangani PMK. Menurutnya, karena masuk kategori bencana, maka bisa menggunakan biaya tidak terduga (BTT).
"Sama seperti Covid-19, PMK juga masuk kategori bencana. Karena sesuai SK Gubernur masuk bencana, ya harus berani menerapkan BTT," terangnya.
Selama ini peternak mengatasi PMK dari uang pribadi mereka. Pemprov Jatim harus cepat bertindak, karena kasihan jika peternak meminjam uang yang berbunga untuk mengatasi PMK.
Baca juga: Kasus PMK Meningkat di Bali, 128 Sapi Terjangkit
Terpisah, Plt Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak menyebut Pemprov Jatim menunggu keputusan pemerintah pusat melalui Instruksi Mendagri (Inmendagri) 32 Tahun 2022 terkait penggeseran anggaran dari pos anggaran BTT untuk penanganan wabah PMK.
Menurut dia, Inmendagri untuk pengalokasian BTT menjadi landasan pengalokasiaan anggaran untuk penanganan darurat terhadap PMK.
Nantinya, Inmendagri segera ditindaklanjuti bersama kabupaten dan kota.
"Kami berharap segera ada instruksi yang spesifik yang memungnkinkan BTT dapat dipergunakan untuk penanganan bencana dengan prosedur sesuai dengan konsep kedaruratan," ungkapnya.
Baca juga: Antisipasi PMK, Hewan Kurban di Solo Diperiksa di Tempat Penjualan
Di sisi lain, dia berharap semua pihak bersama-sama menyukseskan vaksinasi hewan yang terdampak PMK di Jatim.
Mantan Bupati Trenggalek ini berharap, sebelum Idul Adha, target vaksinasi bagi sapi perah di Jatim sudah dituntaskan.
"Sejauh ini sudah tervaksin sebanyak 180 sapi atau sekitar 51 persen dari target 364.000 vaksin," jelasnya.
Dia yakin target tersebut tercapai karena Jatim memiliki total 950 dokter hewan dan 1.500 paramedic hewan.
"Semuanya memiliki ketrampilan untuk melakukan vaksinasi pada hewan," ucap Emil.
Hingga 3 Juli 2022, ada sebanyak 136.153 hewan ternak yang terpapar PMK di Jatim. Dari jumlah itu, sebanyak 106.663 ekor masih sakit. Sebanyak 27.721 ekor sembuh, 811 ekor mati dan 988 ekor dipotong paksa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.