MALANG, KOMPAS.com - Wakil Kepala Bidang Humas MAN 2 Kota Malang Ahmad Thohir Yoga menjawab pernyataan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto yang menyebut sekolah itu kurang kooperatif saat proses tracing kasus Covid-19.
Pernyataan itu disampaikan Budi Hermanto usai apel pasukan Patroli Motor Penegakan Protokol Kesehatan Masyarakat di depan Balai Kota Malang, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Malang Naik, Pemkot Siagakan Tempat Isoter
Ahmad Thohir Yoga menyampaikan, MAN 2 Kota Malang tak pernah menolak kehadiran Polri dan TNI saat proses tracing kasus Covid-19 di sekolah itu.
Menurutnya pihak sekolah justru membutuhkan koordinasi dengan semua pihak terkait untuk penanganan kasus Covid-19.
"Kami tidak pernah menolak tracing dari pihak kepolisian dan TNI. Sampai hari Sabtu kemarin tanggal 22 Januari pun kami bersama dengan Polsek, Bimas, Dinkes (Dinas Kesehatan), Puskesmas pun tetap koordinasi terkait penanganan kasus Covid-19 di MAN 2 Kota Malang," kata Yoga saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Senin.
Sejak kasus pertama Covid-19 muncul di MAN 2 Kota Malang, sekolah telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Malang, Puskesmas Arjuno, dan Kantor Kemenag Kota Malang.
Sebelumnya, Kombes Pol Budi Hermanto mengingatkan masyarakat agar bekerja sama dalam penanganan Covid-19 di Kota Malang.
Budi Hermanto sempat menyebut, ada sekolah yang tidak memberikan akses kepada Polri dan TNI yang ingin mendampingi pelaksanaan tracing kasus Covid-19.
"Kami ini memberikan tindakan pelayanan yang baik kepada masyarakat, ingat Salus Populi Suprema Lex Esto (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi), kami ini rela terpapar, meluangkan waktu tetapi kok diusir tidak diterima. Tidak seperti yang terjadi pada sekolah di jalan Bandung, kalau seperti yang terjadi di MAN 2 saya sampaikan itu ada pidananya 212 karantina massa itu," ungkapnya.
Baca juga: Patroli Penegakan Prokes Digelar, Kapolresta Malang Kota: Kita Ingatkan Lagi Masyarakat
Beberapa hari lalu, salah satu siswa di MAN 2 Kota Malang terpapar Covid-19. Sehingga, pembelajaran tatap muka di sekolah itu harus dihentikan.
Pemerintah Kota Malang lalu melakukan tracing terhadap temuan tersebut. Sebanyak 600 orang menjalani tes cepat antigen yang terdiri dari pelajar, guru, hingga pegawai sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.